• Beranda
  • Berita
  • Hadapi kanker, Ryuichi Sakamoto tayangkan konser final via livestream

Hadapi kanker, Ryuichi Sakamoto tayangkan konser final via livestream

13 Desember 2022 08:03 WIB
Hadapi kanker, Ryuichi Sakamoto tayangkan konser final via livestream
Arsip Foto - Komposer Ryuichi Sakamoto saat Festival Film Internasional Berlinale ke-68 di Berlin, Jerman, Kamis (15 /2/2018). ANTARA/REUTERS/Fabrizio Bensch/am.
Komposer asal Jepang  Ryuichi Sakamoto  yang berjuang melawan kanker stadium 4 menayangkan konser yang mungkin terakhir baginya via streaming, Senin.

Musisi 70 tahun itu mengatakan lewat pesan daring pada Desember bahwa pertunjukan yang ditayangkan secara global lewat streaming tersebut digelar karena dia tak lagi bisa membuat konser reguler seperti biasa, seperti disiarkan Reuters, Selasa.

"Tenaga saya menurun, jadi konser normal sekitar 60 sampai 90 menit terasa sangat sulit," kata dia. "Sebagai hasilnya, saya merekam lagu per lagu dan menggabungkannya sehingga bisa ditampilkan sebagai konser reguler, yang saya rasa akan sama-sama bisa dinikmati seperti biasa. Selamat menyaksikan."

Konser itu menghadirkan penampilan solo Sakamoto pada piano untuk lagu-lagu termasuk tema "The Last Emperor" dan "Merry Christmas Ms. Lawrence". Konser daring ini ditayangkan secara streaming empat kali, dimulai pada 11 Desember hingga yang terakhir pada Senin pagi waktu Jepang.

Pertama kali mengenal piano saat balita, Sakamoto belajar etnomusikologi di Tokyo National University of Fine Arts and Music, di mana dia tertarik pada musik tradisional dari prefektur Okinawa, musik tradisi India dan Afrika. Dia juga mendeskripsikan musisi klasik Claude Debussy sebagai pahlawannya.

Kemampuannya sebagai musisi elektronik dan komposer kian matang hingga mendapatkan Academy Award untuk score film "The Last Emperor" dari Bernard Bertolucci.

Pada 2014, dia didiagnosis menderita kanker tenggorokan yang sembuh setelah beberapa tahun perawatan. Namun, pada Januari 2021 dia mengatakan telah didiagnosis kanker rektal tahun sebelumnya.

Pada Juni 2022, dia menulis esai bahwa kanker telah menyebar meski dirinya sudah menjalani sejumlah operasi dan kini stadiumnya sudah mencapai stadium terakhir.

"Saya baru menginjak usia 70, tapi berapa kali lagi saya bisa melihat bulan purnama? tulis dia. "Tapi bahkan memikirkan itu, sejak saya dikaruniai kehidupan, saya berdoa agar bisa membuat musik sampai momen terakhir, sama seperti Bach dan Debussy yang saya kagumi."

Baca juga: Setelah New York, giliran Jakarta jadi tema lagu duo musisi Jepang

Baca juga: Kolaborasi Sherina bareng musisi Jepang di film "Earwig and the Witch"

Baca juga: Mamoru Samuragochi "Beethoven Jepang" bisa mendengar lagi


 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022