Messi mencetak gol dari titik penalti dan memberikan assist untuk gol kedua Julian Alvarez saat Argentina memastikan satu tempat di final pada Minggu (18/12) menghadapi pemenang pertandingan antara Maroko melawan juara bertahan Prancis.
"Tim ini sangat cerdas dan tahu bagaimana menghadapi tekanan baik dengan maupun tanpa bola," kata Messi kepada wartawan. "Staf pelatih kami luar biasa, mereka memperhatikan setiap hal kecil."
Baca juga: Argentina melaju ke final Piala Dunia seusai kalahkan Kroasia 3-0
Pelatih Argentina Lionel Scaloni kembali ke formasi 4-4-2 setelah mengadopsi formasi 5-3-2 pada perempat final melawan Belanda, yang dimenangkan Albiceleste melalui adu penalti.
Pergantian formasi itu memungkinkan Argentina menggagalkan ancaman Kroasia di lini tengah. Meskipun runner-up Piala Dunia 2018 itu mengantongi 61 persen penguasaan bola, mereka tidak memiliki ruang dan, ketika kehilangan bola, Kroasia meninggalkan celah besar untuk dieksploitasi Argentina.
"Mereka memberi tahu kami tentang setiap detail dan itu membantu kami mengetahui apa yang harus dilakukan dalam semua situasi," kata Messi.
"Kami tahu laga akan berjalan seperti itu. Kami tahu mereka akan memiliki banyak penguasaan bola. Tetapi kami juga tahu bahwa itu akan menguntungkan kami karena permainan mereka sedikit tidak rapi dan memberi kami banyak ruang."
Baca juga: Scaloni: kalah dari Arab Saudi jadi titik balik sukses Argentina
Gol Messi membawa pemain Paris Saint Germain (PSG) itu mengungguli Gabriel Batistuta sebagai pencetak gol terbanyak Argentina di Piala Dunia dengan 11 gol.
Di Piala Dunia kali ini, Messi mencetak lima gol dan tiga assist, bersaing memperebutkan penghargaan Sepatu Emas dengan pemain Prancis Kylian Mbappe, yang mengoleksi lima gol dan dua assist.
"Saya merasa dalam kondisi baik dan fit di setiap pertandingan," kata Messi. "Secara pribadi, saya merasa bahagia di Piala Dunia ini dan beruntung, saya bisa membantu tim."
Messi mengatakan kekalahan 2-1 Argentina dari Arab Saudi pada laga pembuka menjadi sebuah alarm peringatan bagi timnya.
"Itu sebuah pukulan telak," kata penyerang PSG itu. "Kami memiliki rekor 36 pertandingan tak terkalahkan dan tidak ada yang mengira kami akan kalah pada laga tersebut. Itu adalah ujian yang sulit dan sejak itu kami telah memainkan lima final. Beruntung kami mampu memenangkan kelimanya. Kekalahan di pertandingan pertama itu sebenarnya membantu kami tumbuh."
Baca juga: Lionel Messi: ini adalah Piala Dunia terakhir saya
Baca juga: Hentikan Maroko si pembunuh raksasa, Prancis jumpa Argentina di final
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022