Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa kebijakan fiskal akan tetap berfungsi sebagai shock absorber dan instrumen dalam mendukung reformasi struktural untuk fondasi bagi pembangunan jangka panjang pada tahun 2023.
“Secara konsisten kita terus mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber, ini sudah kita lakukan dalam 2- 3 tahun terakhir, mendorong strategi mitigasi yang terus lebih solid dengan mensinergikan bauran kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan,” kata Febrio dalam acara bertajuk “Momentum Konsolidasi Ekonomi & Politik” dipantau di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, pihaknya akan terus mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk melindungi masyarakat dan mendukung sektor prioritas sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Pemerintah juga akan mengantisipasi tekanan di pasar keuangan global melalui koordinasi dan sinergi kebijakan dalam kerangka KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan),” kata Febrio.
Dia menyampaikan kredibilitas kebijakan fiskal sangat krusial untuk menjadi jangkar stabilitas dan menjaga kepercayaan publik pada tahun depan 2023.
Apalagi, mulai tahun depan Indonesia kembali menjalankan konsolidasi fiskal yang mana batas atas defisit APBN dikembalikan di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun demikian, pihaknya optimistis perekonomian nasional akan tetap resilien dalam menghadapi tekanan ketidakpastian global pada tahun depan 2023, yang didukung oleh fundamental dan pemulihan yang kuat.
Dia menjelaskan, hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen selama empat triwulan berturut-turut, investasi tumbuh di atas 5 persen, tingkat pengangguran turun berada di angka 5,8 persen, tingkat kemiskinan turun di angka 5,4 persen per triwulan III 2022.
Selain itu, ekspor yang tumbuh dua digit sepanjang 2022, sehingga mendorong neraca perdagangan surplus 30 bulan berturut-turut.
“Meski kondisi Indonesia relatif baik, kita perlu hati hati dalam pilihan kebijakan dan senantiasa menjaga fiskal yang prudent dan sustainability,” kata Febrio.
Baca juga: Ekonom sebut kebijakan fiskal perlu fleksibel antisipasi perubahan
Baca juga: Pemerintah petakan ragam insentif fiskal dukung produksi migas
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022