"Di novel aslinya, tahun 80-an anjing belum menjadi problem. Jadi keluarga muslim punya anjing itu biasa," ungkap Fajar saat dijumpai di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Kamis malam (15/12).
"Ketika film ini rilis tahun 2023 dan orang mulai bertanya, keluarga muslim punya anjing emang boleh? Apalagi pemainnya anak ustadz. Jadi saya harus mempelajari dan memberi perubahan terhadap source aslinya bahwa anjing di film ini ditugaskan untuk menjaga rumah," tambahnya.
Baca juga: Film Balada Si Roy ajak anak muda Bali jaga lingkungan
Lebih lanjut, Fajar menceritakan bahwa saat itu pihaknya juga didampingi oleh tim dari sekolah anjing. Sebab kala itu, mereka memilih untuk menggunakan anjing dari sekolah anjing daripada anjing polisi.
Fajar menjelaskan pemilihan anjing ini disebabkan karena anjing polisi dilatih untuk menggigit dan memiliki naluri untuk menyerang.
Hal sulit lainnya adalah ketika Fajar beserta timnya harus menunggu anjing tersebut siap untuk menjalani syuting.
Di sisi lain, Susanti Dewi juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, syuting dengan hewan merupakan sebuah tantangan yang cukup rumit apalagi anjing ini dapat dikategorikan salah satu talenta utama dalam syuting "Balada Si Roy".
"Rasanya syuting dengan melibatkan hewan itu rasanya another level of challenge," tutupnya.
Baca juga: Abidzar sempat diskusi dengan sang ibu demi dalami karakter Roy
Baca juga: IDN Pictures resmi rilis poster hingga soundtrack "Balada Si Roy"
Baca juga: Abidzar Al-Ghifari merasa beban jadi pemeran utama di "Balada Si Roy"
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022