Jakarta (ANTARA News) - Tujuh kepala negara/pemerintahan dipastikan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelima Negara-Negara Berkembang Delapan (D-8) di Bali, 9 hingga 13 Mei 2006.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara-Negara Berkembang Direktorat Jenderal Multilateral Departemen Luar Negeri (Deplu) Linggawaty Hakim di Gedung Deplu Jakarta, Kamis.
"Sudah enam kepala negara/pemerintahan yang memastikan akan hadir pada KTT D-8 ke lima di Bali, tujuh dengan Indonesia selaku tuan rumah. Satu negara memastikan akan mengirimkan utusan setingkat menteri. Ini adalah hal yang sangat baik karena pada KTT D-8 yang lalu selalu ada yang absen," katanya.
Lima kepala negara/pemerintahan yang telah pasti hadir adalah Presiden Iran, Presiden Nigeria, Perdana Menteri (PM) Malaysia, PM Pakistan, Bangladesh dan PM Turki.
"Sedangkan Mesir mengirimkan pejabat tingkat menteri, yaitu menteri kerjasama internasional," katanya.
Menurut dia, pada kesempatan itu Indonesia akan menerima jabatan Ketua D-8 untuk periode 2006-2007 dari Iran sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan langsung memimpin sidang KTT.
"Jabatan ketua tersebut berlangsung selama dua tahun dan dilakukan dengan metode rotasi menurut alfabet," katanya.
Oleh karena itu calon tuan rumah D-8 setelah Indonesia diperkirakan adalah Malaysia.
"Belum ada kesepakatan resmi tetapi sesuai urutan memang Malaysia," ujarnya. Tiga ketua D-8 sebelum Iran adalah Turki, Mesir dan Bangladesh.
D-8 adalah kelompok negara berkembang yang terdiri atas Indonesia, Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki. Organisasi D-8 dibentuk pada Juni 1997 dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antar negara anggota.
KTT kelima D-8 direncanakan menghasilkan Deklarasi Bali dan penandatanganan dua perjanjian kerja sama.
Pertama, Perjanjian Preferensi Perdagangan (PTA) yang telah diselesaikan dan diterima pada pertemuan ke enam Pejabat Tinggi Perdagangan (HLTO) belum lama ini di Bali. Kedua, Perjanjian Bantuan Administratif di bidang Kepabeanan.
"Penandatanganan kedua perjanjian tersebut merupakan batu loncatan bagi D-8 untuk meningkatkan perdagangan di antara negara-negara anggotanya," katanya.
Deklarasi Bali merefleksikan keprihatinan bersama para Kepala Negara/Pemerintahan terhadap masalah-masalah global dan untuk memperbaharui komitmen untuk bersama-sama memajukan kerjasama D-8
Dalam rangka memfasilitasi kerjasama ekonomi antar anggota D-8 maka KTT kelima D-8 juga menggelar Forum Bisnis pada 11 Mei 2006 dan Pemeran Dagang pada 9-13 Mei 2006.
"Ini adalah untuk pertama kalinya KTT D-8 menggelar forum bisnis dan pameran dagang. Sebelumnya selalu tidak jadi, oleh karena itu diharapkan di masa datang akan dapat dilakukan rutin. Ini juga berarti bahwa Indonesia dianggap memiliki potensi pasar yang bagus," katanya.
KTT D-8 di Bali mengambil tema "Enhancing D-8 Intra-Trade".(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006