• Beranda
  • Berita
  • Peletakan batu pertama kereta gantung Rinjani dimulai 18 Desember 2022

Peletakan batu pertama kereta gantung Rinjani dimulai 18 Desember 2022

16 Desember 2022 23:54 WIB
Peletakan batu pertama kereta gantung Rinjani dimulai 18 Desember 2022
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah. (ANTARA/Nur Imansyah).

"Kalau ini jadi, NTB itu saya nggak bisa berlebihan bercerita. Tapi ini ide-nya bagus sekali," ujarnya.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, H Zulkieflimansyah memastikan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung Rinjani yang berlokasi di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, dimulai pada 18 Desember 2022.

"Peletakan batu pertama dilaksanakan 18 Desember 2022," kata Zulkieflimansyah usai menghadiri sidang paripurna istimewa dalam rangka HUT ke-64 NTB di Gedung DPRD NTB, Jumat malam.

Ia mengatakan proyek pembangunan kereta gantung ke Gunung Rinjani ini ditargetkan selesai dibangun pada 2025 mendatang. Untuk pembangunannya sendiri akan dilakukan secara bertahap. Bahkan, tidak hanya kereta gantung. Melainkan pembangunan akan diikuti pembangunan yang lain-lain.

"Kalau ini jadi, NTB itu saya nggak bisa berlebihan bercerita. Tapi ini ide-nya bagus sekali," ujarnya.

Menurut Bang Zul sapaan akrabnya, pembangunan kereta gantung di Rinjani ini akan menjadi "milestone" atau tonggak pencapaian baru bagi pembangunan di provinsi itu.

"Saya kaget setelah melihat detail desain-nya, bagus sekali. Kalau ini terlaksana, ini akan menjadi "milestone" baru buat NTB. Kenapa karena investasinya sangat besar, perusahaannya sangat besar dan kereta gantung itu langkah awal saja," ucap Gubernur NTB.

Meski demikian, Gubernur NTB mengaku tidak menampik jika ada pembangunan pasti ada riak-riak penolakan yang terjadi di lapangan akibat kurangnya sosialisasi dan komunikasi. Terutama, terkait adanya kekhawatiran hilangnya mata pencarian para porter yang selama ini menggantungkan hidupnya di gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu.

Selain persoalan ekonomi, menurut gubernur akibat pembangunan tersebut dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan ekosistem di kawasan Gunung Rinjani.

"Tentu orang khawatir porter yang biasa antar barang ke Rinjani rizkinya tertukar. Pasti ada dampaknya. Tapi jangan karena itu, kita kemudian menolak suatu kemajuan. Tapi saat ini kita sedang mencari cara bagaimana porter ini hilang kesempatannya tetapi menemui keahlian baru sehingga ada kesempatan baru," terangnya.

Gubernur NTB meyakini bahwa kelak akibat pembangunan kereta gantung tersebut tidak akan merusak mata pencarian porter, maupun lingkungan sekitar. Sebab, investor yang mengerjakan proyek tersebut sudah memiliki keahlian dan teknologi yang bagus.

"Jadi, ini belum apa-apa sudah gaduh duluan rusak lingkungan, porter kehilangan pekerjaan tentu ada kesempatan untuk itu. Kalau ini jadi pasti akan memancing investasi yang lebih besar," ucap Bang Zul.

Disinggung berapa nilai pembangunan proyek tersebut. Gubernur mengaku tidak hafal detail anggaran yang harus disediakan untuk pembangunan kereta gantung tersebut. Akan tetapi, lanjut Bang Zul, adanya kegiatan WSBK, MotoGP dan MXGP di NTB jadi menambah investasi lain bagi daerah.

"Untuk berapa nilai investasi-nya, saya setidak hafal betul tapi ini berkepanjangan. Tapi yang jelas kalau ini jadi pasti akan memancing investasi yang lebih besar," katanya.

Lokasi pembangunan kereta gantung Rinjani berada di kawasan hutan lindung di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Total luas lahan yang disiapkan 500 hektare sebagai lokasi pembangunan kereta gantung, disertai dengan jalur kereta sekitar 10 kilometer yang nantinya dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022