Presiden RI Joko Widodo mengingatkan bahaya isu terkait dengan politik identitas yang memanas saat Pemilu dan Pilkada 2024 yang berawal dari media sosial, kemudian berlanjut di lingkungan masyarakat.Problemnya sering dimulai dari medsos, ngipas-ngipasi dimulai dari situ, nanti lapangannya 'kan menjadi ramai dan panas .
Dalam sambutannya pada acara Konsolidasi Nasional Bawaslu 2022 di Jakarta, Sabtu, Jokowi mengapresiasi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yang akan mengawasi pelaksanaan pemilu dan kampanye dari media sosial.
"Problemnya sering dimulai dari medsos, ngipas-ngipasi dimulai dari situ, nanti lapangannya 'kan menjadi ramai dan panas karena kipasan dari medsos," kata Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, salah satu faktor kerawanan pada pemilu dan pilkada itu adalah soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks.
Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan agar Bawaslu berhati-hati mengenai hal tersebut dan harus segera memperingatkan pihak yang melakukan pelanggaran.
"Hati-hati kita ini beragam, agama, suku, ras, beragam, jadi hati-hati kalau ada percikan kecil mengenai ini, segera diperingatkan, enggak usah ragu-ragu, segera peringatkan, panggil, pasti grogi," kata Jokowi.
Presiden menambahkan bahwa gelaran Pemilu dan Pilkada 2024 serentak menjadi pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah di Indonesia, bahkan terbesar di dunia.
Oleh karena itu, peran Bawaslu menempati posisi sentral untuk membangun pemilu yang berkualitas.
Turut hadir dalam acara tersebut, yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Heddy Lugito, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Baca juga: Jokowi ingatkan Bawaslu Pemilu/Pilkada 2024 terbesar sepanjang sejarah
Baca juga: Jokowi minta Bawaslu harus tegas tapi jangan membuat waswas
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022