• Beranda
  • Berita
  • BNPB paparkan alasan erupsi Semeru tidak menimbulkan korban jiwa

BNPB paparkan alasan erupsi Semeru tidak menimbulkan korban jiwa

19 Desember 2022 19:53 WIB
BNPB paparkan alasan erupsi Semeru tidak menimbulkan korban jiwa
Luncuran Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru terlihat dari Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung api Semeru dari Siaga menjadi Awas atau dari Level III menjadi Level IV. ANTARA FOTO/Iwan/sen/YU (ANTARA FOTO/IWAN)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan bahwa keberhasilan relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa saat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, pada awal Desember 2022 lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengatakan erupsi yang terjadi tahun ini lebih luas karena berdampak pada empat kecamatan dan enam desa, sedangkan erupsi tahun lalu dominan terjadi pada dua kecamatan dan sembilan desa.

"Kami syukuri pada kejadian 4 Desember 2022 lalu, sama sekali tidak ada korban jiwa," ujarnya dalam konferensi pers bertajuk pengarahan bencana yang dipantau di Jakarta, Senin.

Abdul menuturkan seluruh penduduk yang sebelumnya berada pada wilayah terdampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2021 lalu, kini sudah dipindahkan ke tempat relokasi yang aman dari jangkauan erupsi.

Kegiatan relokasi pemukiman penduduk itu berlangsung cepat. Ketika Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021, pemerintah langsung menyiapkan lahan relokasi pada 13 Desember 2021.

Baca juga: BNPB apresiasi Pemkab Lumajang gerak cepat tangani bencana Semeru

Baca juga: BNPB: 699 warga masih mengungsi setelah erupsi Gunung Semeru


Sebulan kemudian tepatnya pada 13 Januari 2022, lahan itu mulai dibersihkan. Pada 27 Maret 2022, lahan itu mulai dibangun rumah-rumah lengkap dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

"Masyarakat yang berada di wilayah terdampak pada tahun 2021, kini sudah tidak lagi menghuni rumah-rumah di daerah (terdampak) itu," kata Abdul.

Lebih lanjut ia mengapresiasi respon cepat masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi kondisi darurat ketika Gunung Semeru mengalami erupsi.

Pada 4 Desember 2022, ketika awan panas guguran terjadi pukul 02.46 WIB, sejam kemudian masyarakat langsung mengungsi ke tempat aman agar tidak terkena dampak erupsi tersebut.

"Meskipun biasanya dari mulai terjadi awan panas guguran sampai ke kawasan terdampak pada tahun 2021 butuh waktu, tetapi pada pagi hari itu, Minggu (4/12), pemukiman sudah kosong dan masyarakat sudah mengungsi," papar Abdul.

BNPB mengharapkan agar daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 dan 4 Desember 2022 harus kosong dari pemukiman.

Aktivitas yang bersifat sementara, seperti aktivitas ekonomi harus memperhatikan level kewaspadaan gunung api tersebut.

"Ketika level III ada larangan untuk tidak beraktivitas di sepanjang 17 kilometer sampai Besuk Kobokan, atau ketika itu naik level IV sama sekali tidak boleh ada orang di situ," kata Abdul.

"Tetapi ketika turun ke level II, kita bisa beraktivitas lagi di sekitar daerah kawasan yang pernah terdampak, tetapi tentu saja jangan pernah menghilangkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," pungkasnya.

Baca juga: BNPB: Analisis potensi tsunami dari letusan gunung sudah SOP dari JMA

Baca juga: Huntara-huntap penyintas APG Semeru diharapkan siap ditempati

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022