Saham Asia turun tajam dan yen melonjak pada perdagangan Selasa, setelah bank sentral Jepang (BoJ) secara tak terduga mengubah kontrol imbal hasil obligasi - sebuah langkah yang akan memungkinkan suku bunga jangka panjang naik lebih banyak.Langkah itu datang lebih awal dari yang saya perkirakan tetapi langkah menuju proses normalisasi kebijakan di Jepang
Sementara, BoJ mempertahankan pengaturan kebijakan yang luas tidak berubah, bank memperluas batas yang diizinkan untuk imbal hasil jangka panjang menjadi 50 basis poin di kedua sisi dari 25 basis poin sebelumnya.
Itu memicu lonjakan langsung yen dengan greenback turun 2,71 persen setelah keputusan ke 133,16, level terendah empat bulan.
Pada gilirannya, indeks acuan Nikkei Jepang ditutup merosot 2,46 persen setelah diperdagangkan di wilayah positif pada hari sebelumnya. Sementara itu, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang meluncur 1,6 persen.
Keputusan BoJ diambil sebagai sinyal bahwa kekuatan yang mendorong yen ke level terendah tiga dekade tahun ini mungkin mulai berubah.
"Langkah itu datang lebih awal dari yang saya perkirakan tetapi langkah menuju proses normalisasi kebijakan di Jepang," Kerry Craig, ahli strategi pasar global JP Morgan Asset Management, mengatakan kepada Reuters.
"Implikasi pasar paling lazim di pasar valas mengingat perbedaan antara pengaturan kebijakan AS dan Jepang.
"Sementara masih ada kesenjangan yang lebar, petunjuk bahwa BoJ bergerak secara bertahap menjauh dari kebijakan ultra-longgar akan menjadi positif bagi yen dalam waktu dekat."
Di tempat lain di Asia, saham Australia memperpanjang penurunan sebelumnya dengan indeks S&P/ASX 200 berakhir 1,54 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup merosot 1,33 persen, sementara Indeks CSI300 China berakhir tergelincir 1,64 persen.
Dalam perdagangan Asia, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 3,6825 persen dibandingkan dengan penutupan AS di 3,583 persen pada Senin (19/12/2022).
Imbal hasil dua tahun, yang naik seiring ekspektasi pedagang akan suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, berada di 4,2848 persen dibandingkan dengan penutupan AS di 4,262 persen.
Pembukaan kembali China ke seluruh dunia dari hampir tiga tahun penguncian COVID terus menjadi perhatian utama bagi investor.
Credit Suisse pada Senin (19/12/2022) meningkatkan prospeknya dari neutral menjadi outperform untuk pasar ekuitas China di tahun depan.
"Seluruh narasi China telah berubah, itu berubah dari nol COVID yang menempatkan ekonomi di bawah tekanan dan sekarang ada niat untuk bergerak menuju pembukaan kembali," Suresh Tantia, ahli strategi investasi senior Credit Suisse mengatakan.
"Dan saat itu terjadi, kita akan melihat pemulihan ekonomi dan pasar China."
Minyak mentah AS naik 0,41 persen menjadi diperdagangkan di 75,5 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent juga naik menjadi diperdagangkan di 79,87 dolar AS per barel. Emas spot diperdagangkan sedikit lebih tinggi di 1.790,83 dolar AS per ounce.
Baca juga: Saham Eropa di terendah 1,5 bulan setelah perubahan kebijakan BoJ
Baca juga: Saham Asia sebagian besar turun, investor pertanyakan pembukaan China
Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah, indeks Shanghai jatuh 0,26 persen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022