Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, menguat di tengah pasar yang menantikan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat.Pasar sedang menunggu data penting hari ini dari kalender ekonomi AS seperti Produk Domestik Bruto AS untuk kuartal ketiga dan klaim pengangguran AS mingguan
Rupiah pagi ini menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.571 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.588 per dolar AS.
"Pasar sedang menunggu data penting hari ini dari kalender ekonomi AS seperti Produk Domestik Bruto AS untuk kuartal ketiga dan klaim pengangguran AS mingguan," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Data belanja konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditure (PCE) inti yang dijadwalkan dirilis pada Jumat (23/12) yang akan mendapatkan perhatian khusus setelah kenaikan suku bunga baru-baru ini dari bank sentral AS The Federal Reserve.
Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), lebih rendah dari empat kenaikan suku bunga berturut-turut sebelumnya sebesar 75 bps.
Namun, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan komentar hawkish selama konferensi pers, merujuk pada keinginan dewan untuk terus menaikkan suku bunga pada 2023 meskipun ada risiko resesi.
Powell dan kawan-kawan telah bertekad bahwa perlunya bank sentral membawa suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Dengan The Fed mengindikasikan suku bunga akan tetap tinggi sepanjang 2023, namun risikonya adalah pertumbuhan ekonomi lemah tahun depan.
Pada Rabu (21/12) lalu, rupiah naik 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.588 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.603 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat ditopang pelemahan indeks dolar AS
Baca juga: Rupiah menguat dipicu keputusan Bank Sentral Jepang
Baca juga: Bank Mandiri proyeksikan rupiah capai Rp15.000 per dolar pada 2023
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022