Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril mengatakan satu tim itu terdiri dari lima hingga 10 orang, meski masih ada sekitar lima korban yang belum ditemukan diduga tertimbun longsor akibat gempa.
"Saat ini masih kita siaga di sana untuk mengantisipasi, kemudian memantau dan mengevakuasi apabila ada temuan baru," kata Jumaril di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, sejak awal adanya gempa, Tim SAR menerjunkan 176 personel, selain adanya potensi SAR yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan. Namun, setelah sebulan berlalu, personel Tim SAR dan alat-alat penunjang pencarian pun dikurangi.
Baca juga: Universitas Gunadarma bantu teknologi pemulihan pascagempa Cianjur
Baca juga: MUI salurkan bantuan Rp75 juta untuk perbaikan masjid di Cianjur
"Karena pemerintah daerah serta instansi terkait sudah beralih ke masa transisi, yang nantinya akan dilanjutkan ke rehabilitasi," kata Jumaril.
Operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa Cianjur merupakan operasi paling lama dibandingkan operasi lainnya di tahun 2022. Karena, kata dia, pada masa tanggap darurat selama 30 hari, personelnya terus berada di lokasi.
Adapun gempa berkekuatan 5,6 magnitudo dengan titik kedalaman 10 kilometer mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11).
Setelah satu bulan berlalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur menyatakan sebanyak 605 korban meninggal dunia akibat gempa tersebut.*
Baca juga: Disabilitas korban gempa Cianjur terima bantuan kursi roda dari JQR
Baca juga: PWRI Jateng salurkan bantuan gempa Rp245 juta ke PMI Cianjur
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022