Bank sentral Rusia mempertahankan suku bunga utamanya di 7,5 persen pada pertemuan terakhir tahun ini 16 Desember, tetapi sedikit mengubah retorikanya untuk mengakui meningkatnya risiko inflasi, dengan mengatakan mobilisasi militer baru-baru ini menambah kekurangan tenaga kerja.
"Ada pemahaman bahwa jika (kenaikan suku bunga) diperlukan untuk menstabilkan inflasi sebesar 4,0 persen pada 2024, maka kami akan melakukannya," kata Zabotkin dalam wawancara dengan RBC yang diterbitkan Selasa.
Dia menunjuk ekspektasi inflasi yang tinggi, krisis tenaga kerja, kendala logistik, lintasan defisit fiskal yang lebih tinggi dari yang direncanakan, dan kondisi eksternal yang memburuk sebagai risiko.
Baca juga: Bank Sentral Rusia: Tak perlu lebih longgarkan kontrol modal saat ini
"Bersama-sama, ini adalah kumpulan besar faktor pro-inflasi," kata Zabotkin. "Kebutuhan untuk menaikkan suku bunga akan ditentukan oleh (faktor-faktor ini), dalam kombinasi apa pun dan dalam volume apa pun yang pada akhirnya akan terwujud pada 2023."
Zabotkin juga mengatakan pergeseran struktural yang sedang dialami ekonomi Rusia adalah proses yang memakan waktu lebih lama daripada siklus penurunan yang khas.
"Jika ekonomi berkembang mendekati kisaran atas perkiraan dasar Oktober kami, maka kami akan kembali ke level 2021 di suatu tempat di tahun 2025," katanya.
Jajak pendapat Reuters pekan lalu menunjukkan bahwa bank sentral akan memiliki ruang terbatas untuk memangkas suku bunga pada tahun 2023 karena inflasi akan tetap di atas target.
Baca juga: Bank sentral Rusia: PDB akan turun 3 hingga 3,5 persen pada 2022
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022