Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel melakukan uji coba penanaman singkong organik di lahan seluas dua hektare di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, guna mendukung ketahanan pangan.Dengan pupuk organik nonsubsidi ini, satu batang tanaman singkong bisa menghasilkan 30 hingga lebih dari 50 kilogram. Sedangkan dengan pertanian biasa hanya menghasilkan 10 hingga 15 kilogram per batang
"Jika uji coba di demplot ini berhasil maka akan dikembangkan di lahan seluas 5.000 hektare," kata Rachmat Gobel yang merupakan wakil rakyat dari Gorontalo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Ada dua jenis singkong yang ditanam yaitu singkong varietas Cimanggu dan singkong varietas Casesa. Menurutnya, Selama ini petani Gorontalo lebih suka menanam padi dan jagung, tak tertarik mengembangkan singkong.
Padahal, lanjutnya, pasar dunia sangat membutuhkan tepung singkong karena lebih murah dan lebih sehat dari tepung gandum.Selain itu, tepung singkong bisa digunakan untuk beragam keperluan seperti bahan baku/penolong pembuatan kertas dan tekstil. Bahkan mi kini juga ada yang menggunakan bahan baku singkong.
Yang khas dari singkong yang dikembangkan Gobel adalah penggunaan pupuk organik.
"Dengan pupuk organik nonsubsidi ini, satu batang tanaman singkong bisa menghasilkan 30 hingga lebih dari 50 kilogram. Sedangkan dengan pertanian biasa hanya menghasilkan 10 hingga 15 kilogram per batang. Jadi hasilnya jauh lebih baik,” katanya.
Ia menceritakan dua bulan lalu melakukan uji coba penanaman padi dan jagung dengan pupuk organik di lahan demplot, dengan luas masing-masing dua hektare. Hasilnya rumpun lebih rimbun dan warna daun lebih hijau gelap dibandingkan padi dan jagung yang menggunakan pupuk kimia.
"Tapi untuk kepastiannya kita tunggu saat panen nanti," kata Rachmat Gobel.
Jika uji coba itu berhasil, Gobel akan mengembangkan pertanian dengan pupuk organik di Gorontalo. Selama ini, menurutnya, hasil pertanian padi Gorontalo hanya menghasilkan jenis beras medium sehingga tak memenuhi kualifikasi Bulog dan produksi jagungnya hanya berupa jagung untuk pakan ternak. Oleh karena itu akan ditanam juga jagung untuk pangan manusia dan singkong akan dikembangkan dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
"Mengapa saya melakukan ini semua? Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo. Pupuk organik ini menjanjikan produktivitas yang jauh lebih baik daripada pupuk kimia tapi harga lebih murah. Harga pupuk kimia terus naik akibat perang Rusia-Ukraina karena bahan bakunya impor dari Rusia dan Belarusia," katanya.
Gobel menegaskan sebagai politisi dan wakil rakyat, ia menjunjung tinggi kehormatan dan kepercayaan dengan politik pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Karena itu, lanjut dia, pada Pemilu 2019 ia tidak melakukan politik uang atau money politics.
"Bapak dan Ibu telah memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada saya, maka saya secara sungguh-sungguh menjalankan amanat sebagai wakil rakyat dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Kehormatan harus dibalas dengan kehormatan, kepercayaan harus dibalas dengan kepercayaan. Nanti pada pemilu 2024 pun saya tidak akan melakukan politik mea-mea (politik uang)," kata Gobel yang sepanjang 2022 telah melakukan 16 kunjungan ke Gorontalo sebagai daerah pemilihannya.
Baca juga: Dosen Unej manfaatkan kulit singkong sebagai pakan ternak
Baca juga: Menhan pamerkan olahan singkong produksi Indonesia atasi krisis pangan
Baca juga: Kementan sebut singkong memungkinkan dapat subsidi pupuk
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022