• Beranda
  • Berita
  • Infrastruktur sipil rusak usai Rusia bombardir Kherson

Infrastruktur sipil rusak usai Rusia bombardir Kherson

27 Desember 2022 21:05 WIB
Infrastruktur sipil rusak usai Rusia bombardir Kherson
Presiden Rusia Vladimir Putin. (ANTARA/Xinhua)
Hingga Senin pagi (26/12), waktu setempat, Rusia melancarkan satu serangan udara, lima serangan rudal, serta lebih dari 40 serangan sistem peluncur roket ganda atau multiple launch rocket system (MLRS) ke seluruh Ukraina dalam beberapa hari terakhir, demikian disampaikan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

Di arah Kherson, Rusia melanjutkan penembakan artileri di daerah-daerah padat penduduk sepanjang tepi kanan Sungai Dnieper. Penembakan itu merusak infrastruktur sipil, lanjut.

Rusia memastikan pembentukan zona aman di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia sesegera mungkin, demikian dilaporkan kantor berita Rusia TASS, Senin, mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin.

Membangun zona aman di sekitar fasilitas nuklir akan sangat mengurangi risiko kemungkinan kecelakaan nuklir, kata Mikhail.

Sementara itu, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, Minggu (25/12), mengatakan pihaknya tidak berniat menjual minyak ke negara-negara yang mendukung batasan harga Barat.

Siluanov menyebutkan bahwa dalam konteks tersebut, Rusia dapat membatasi produksi minyaknya. Namun, secara umum akan berfokus pada reorientasi ekspor minyaknya ke negara-negara lain.

Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Alexander Novak juga menuturkan bahwa Rusia tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang memilih memberlakukan batasan harga. Rusia juga akan memangkas produksi minyak pada awal 2023, menurut TASS.

Batasan harga minyak mentah lintas laut Rusia yang disetujui oleh Uni Eropa (UE), negara-negara Kelompok Tujuh (G7), dan Australia mulai berlaku pada 5 Desember 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu, mengatakan bahwa negaranya bertindak ke arah yang benar ketika menjawab pertanyaan apakah Moskow mendekati garis berbahaya terkait situasi di Ukraina.

"Menurut saya itu tidak berbahaya. Saya pikir kami bertindak ke arah yang benar, melindungi kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan salah satu acara televisi Rusia.

Putin memaparkan Rusia siap bernegosiasi dengan seluruh partisipan dalam konflik tersebut terkait beberapa hasil yang dapat diterima.

"Akan tetapi bukan kami, justru merekalah yang menolak negosiasi," ujar Putin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022