Desakan terhadap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) itu mengemuka di tengah peringatan soal kemungkinan kemunculan kekisruhan terkait insiden tersebut.
Bagi kaum Muslim, Masjid Al Aqsa merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Kaum Yahudi menyebut situs tersebut sebagai Temple Mount (Bukit Bait Suci), dan menganggap daerah itu sebagai lokasi dua kuil Yahudi zaman kuno.
Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan mengelar sidang pada Kamis (5/1), kata para diplomat.
Kunjungan Ben-Gvir menuai kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk dari sekutu dekatnya, Amerika Serikat.
AS menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian.
"Kami sangat prihatin dengan tindakan apa pun yang dilakukan secara sepihak yang berpotensi memperparah ketegangan, karena kami justru ingin melihat keadaan yang sebaliknya terjadi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
"Amerika Serikat selalu mendukung pelestarian sejarah status quo sehubungan dengan situs-situs suci di Yerusalem."
Jubir menambahkan bahwa setiap tindakan sepihak yang meremehkan status quo tersebut "tidak dapat diterima".
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, selama perang Arab Israel pada 1967.
Israel mencaplok seluruh kota tersebut pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Sekjen PBB desak Israel untuk menahan diri di Yerusalem Timur
Baca juga: Krisis Al-Aqsa meluas ke Yordania, staf Kedubes Israel dipulangkan
Ketegangan memanas di kompleks Masjid Al Aqsa
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023