Ketua Satgas PPKS Untag Surabaya Irmashanti Dhanadarta di Surabaya, Jumat, mengatakan anugerah tersebut diberikan kepada kampusnya dalam acara Pekan untuk Sahabat Karakter (Pusaka) yang digelar Kemendikbudristek.
"Puspeka Kemendikbudristek memberikan apresiasi pada instansi dan sosok inspiratif yang terlibat aktif dalam kampanye penguatan karakter," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Untag Surabaya buat aplikasi "Portal Supermarket"
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang akrab disapa Irma ini menyebutkan bahwa apresiasi diberikan berdasarkan aksi nyata. Aksi nyata ini disebut sebagai "Praktik Baik" dan penerapan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021. "Ini berdasarkan yang sudah dilakukan dan dilaporkan oleh instansi," kata dia.
Irma mengatakan bahwa Satgas PPKS Untag Surabaya telah rutin melakukan berbagai praktik, seperti melakukan sosialisasi antikekerasan seksual, membuat buku pedoman, kampanye di media media sosial dan penanganan kasus. Tim Satgas PPKS juga ikut pelatihan dan ujian dari Puspeka
Menurut dia, pihaknya terus berupaya mengedukasi para sivitas akademika. Untag Surabaya ingin merombak pola pikir terkait hal yang dirasa normal dan sering dianggap bercanda biasa dan ramah tamah ternyata bentuk kekerasan seksual.
Dalam waktu dekat, kata dia, Tim PPKS Untag Surabaya berencana menggandeng BEM di lingkungan Untag Surabaya.
Baca juga: TGB Zainul Majdi minta mahasiswa Untag Surabaya jaga toleransi
"Kami akan melakukan sosialisasi terkait P3KS (Pertolongan Pertama pada Kekerasan Seksual). BEM sudah melakukan terlebih dahulu karena mereka merupakan garda terdepan," ujarnya.
Menurut dia, mahasiswa punya peranan penting dalam menolong korban kekerasan seksual. Oleh karena itu, Untag Surabaya akan memberikan edukasi terkait bagaimana berkomunikasi dengan korban dan melihat perspektif korban.
"Jadi, memberikan psychological first aid pada korban," kata dia.
Selain itu, kehadiran Satgas PPKS perlu didukung oleh seluruh sivitas akademika. Rencananya, pada semester depan pihaknya fokus mengajak korban lebih berani berbicara dengan bantuan dari BEM dan tenaga kependidikan yang melayani mahasiswa.
Baca juga: DJP Jatim I gandeng Kampus Untag dirikan pusat informasi perpajakan
"Ada kekhawatiran jika makin banyak kasus maka nama instansi makin jelek. Padahal, universitas dinilai dari bagaimana cara menangani kasus kekerasan seksual bukan banyaknya kasus. Terbukti kita mendapatkan apresiasi," tuturnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023