Dalam berkas yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS, seperti disiarkan Reuters pada Minggu (8/1), sekolah menuduh raksasa teknologi secara sengaja merancang produk mereka supaya remaja terikat ke platform itu dan menyebabkan krisis kesehatan mental.
Baca juga: Taiwan mulai selidiki TikTok atas dugaan operasi ilegal
"Tergugat sukses mengeksploitasi kelemahan otak pemuda, mengikat puluhan juta siswa di seluruh negeri terhadap lingkaran umpan balik positif yang ternyata adalah penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan platform media sosial tergugat," kata sekolah itu dalam berkas tuduhan mereka.
Ssiwa yang memiliki riwayat kesehatan mental, menurut sekolah itu, menjadi lebih buruk sehingga sekolah harus mengambil langkah seperti melatih guru untuk mengidentifikasi dan mengatasi gejala, mempekerjakan karyawan terlatih dan membuat biaya tambahan untuk memperingatkan siswa soal bahaya media sosial.
Sekolah dalam gugatan itu menginginkan kompensasi atas kerugian finansial dan lainnya.
Google melalui keterangan tertulis mengatakan berinvestasi besar-besran untuk menciptakan pengalaman yang aman untuk anak-anak di seluruh platform mereka. Google juga memperkenalkan "perlindungan yang kuat dan fitur khusus untuk memprioritaskan kesejahteraan".
Snapchat mengatakan mereka bekerja sama dengan sejumlah organisasi kesehatan mental untuk membuat alat di dalam aplikasi dan bahwa kesejahteraan mental adalah prioritas utama mereka.
Baca juga: Pengguna TikTok di AS bisa tandai film dan drama TV favoritnya
Baca juga: Perusahaan induk TikTok berhentikan ratusan karyawan di China
Baca juga: DPR AS larang pemasangan aplikasi TikTok di perangkat resmi kantornya
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023