"Seperti yang kita ketahui Gunung Anak Krakatau memang tengah mengalami erupsi dalam beberapa waktu ini," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan dengan adanya erupsi Gunung Anak Krakatau yang cukup intens tersebut masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
"Pertama masyarakat harus tenang dan jangan panik kalau akan peningkatan aktivitas gunung berapi," katanya.
Dia menjelaskan adanya peningkatan aktivitas gunung berapi yang terletak di Selat Sunda itu menjadi atensi pemerintah daerah untuk menyiapkan langkah antisipasi atas dampak yang ditimbulkan.
"Gunung Anak Krakatau ini merupakan gunung aktif, sehingga saat terjadi erupsi itu jadi salah satu cara untuk mengurangi besarnya erupsi kedepannya dan meredam dampak bagi lingkungan sekitar," ucapnya.
Ia mengharapkan adanya erupsi tersebut tidak mengakibatkan dampak yang luas bagi masyarakat sekitar.
"Harapannya tidak menimbulkan bencana yang berdampak luas bagi masyarakat, dan semua tetap tenang tapi waspada," tambahnya.
Diketahui sebelumnya Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan aktivitas pada awal 2023 dimana Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas erupsi berupa lontaran abu setinggi lebih kurang 100 meter yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau di Lampung pada Rabu (4/1).
Lalu pada Kamis (5/1) kembali mengalami erupsi dengan melontarkan abu setinggi 750 meter di atas puncak gunung.
Dan untuk situasi kegempaan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda antara Banten dan Lampung terjadi sebanyak tiga kali dengan amplitudo 20 milimeter serta durasi selama tujuh detik pada Sabtu (7/1), dan kondisi status Gunung Anak Krakatau tersebut dengan ketinggian 157 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih siaga Level III.
Baca juga: Kegempaan Gunung Anak Krakatau terjadi tiga kali
Baca juga: Gunung Anak Krakatau semburkan abu setinggi 750 meter
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023