Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe A Haris di Lhokseumawe, Kamis, mengatakan larangan membawa mainan lato-lato yang sedang digemari
tersebut sudah disampaikan kepada seluruh kepala sekolah baik tingkat PAUD atau TK, SD maupun SMP.
"Larangan tersebut masih sekadar imbauan. Pihak dinas belum mengeluarkan surat edaran terkait larangan membawa mainan lato-lato ke sekolah. Namun, ke depannya akan kami sampaikan dalam bentuk surat edaran," kata A Haris.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat: Jika lato-lato mengganggu silakan dilarang
Baca juga: Lato-lato dan risiko semua bentuk permainan
A Haris mengatakan larangan bagi anak didik atau siswa tidak membawa mainan lato-lato maupun alat permainan lainnya ke lingkungan sekolah karena bisa mengganggu proses belajar mengajar.
"Permainan lato-lato ini menimbulkan efek bising sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar. Bahkan bisa menyebabkan cedera akibat kena benturan atau putus talinya saat bermain," kata A Haris.
A Haris menyebutkan pihaknya juga sudah meminta guru agar merazia dan bila kedapatan membawa mainan lato-lato agar disita. Dengan demikian, tidak ada lagi anak didik membawanya ke sekolah.
"Jika kedapatan siswa yang membawa lato-lato, maka akan disita dan tidak akan dikembalikan lagi. Kami juga meminta setiap guru untuk menyosialisasikan kepada wali murid agar tidak memperbolehkan anak-anak didiknya membawa mainan tersebut," kata A Haris.*
Baca juga: Disdik Banjarmasin larang permainan lato-lato di sekolah
Baca juga: Dindik Tangerang masih kaji pelarangan lato-lato di lingkup sekolah
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023