Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 5 sen, menjadi diperdagangkan di 84,08 dolar AS per barel pada pukul 07.46 GMT, dari sesi terendah 83,50 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 13 sen menjadi diperdagangkan di 78,52 dolar AS per barel setelah jatuh ke 77,97 dolar AS di awal sesi.
Brent telah melonjak 6,7 persen sejauh minggu ini dan WTI terangkat 6,2 persen, memulihkan sebagian besar kerugian minggu lalu.
Para analis mengatakan pembelian minyak mentah China baru-baru ini dan peningkatan lalu lintas jalan memicu kepercayaan pada pemulihan permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu, setelah pembukaan kembali perbatasannya dan pelonggaran pembatasan COVID-19 setelah protes tahun lalu.
"Mengingat fokus pada keamanan energi, kami mengantisipasi bahwa impor China akan terus meningkat, terutama karena kilang berjalan dan penimbunan minyak mentah tetap menjadi prioritas strategis," kata ahli strategi komoditas RBC, Michael Tran kepada klien dalam sebuah catatan.
Tanda menggembirakan lainnya, analis ANZ mengatakan indeks kemacetan yang mencakup 15 kota di China dengan jumlah registrasi kendaraan terbesar telah meningkat 31 persen dari minggu sebelumnya.
Harga minyak juga didukung oleh penurunan dolar ke level terendah hampir sembilan bulan, setelah data menunjukkan inflasi AS turun untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Greenback yang lebih lemah cenderung meningkatkan permintaan minyak, karena membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Namun, beberapa keuntungan minggu ini cenderung gagal di perdagangan Asia, kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.
"Minyak mentah dalam koreksi, sekalipun itu moderat .... Dua sesi terakhir hampir seluruhnya didorong oleh harapan perubahan arah Fed, yang berdasarkan pengalaman kuartal lalu, cenderung menjadi fenomena berumur pendek ," kata Hari.
Baca juga: Minyak menguat ditopang pelemahan inflasi AS dan optimisme permintaan
Baca juga: EIA: Stok minyak global meningkat, harga akan turun dua tahun ke depan
Baca juga: Minyak turun di awal sesi Asia, tapi di jalur kenaikan mingguan kuat
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023