Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, yang mewakili Indonesia dalam The 9th China-ASEAN Expo (CAEXPO) beserta forum-forum paralelnya, diantaranya China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) Forum, yang digelar 21 September 2012 di Nanning, China.
Pada Forum CAFTA, Gusmardi menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama ekonomi untuk menuju integrasi ekonomi yang lebih erat.
Ia juga menyerukan,“Kita tidak bisa kembali pada pertumbuhan yang biasa, sebaliknya kita harus mampu menciptakan pembangunan ekonomi yang seimbang, inklusif serta berkesinambungan yang didukung oleh inovasi dan ilmu pengetahuan.”
Acara CAEXPO kali ini secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping, yang dalam sambutannya mengatakan bahwa China dan ASEAN akan selalu berkomitmen pada pola pembangunan yang saling menguntungkan kedua pihak agar tercapai pertumbuhan yang menguntungkan dalam perdagangan dan kerja sama ekonomi.
Xi selanjutnya menyatakan bahwa hubungan dagang dua arah antara China dan ASEAN telah berkembang amat pesat.
Tercatat rata-rata pertumbuhan perdagangan China-ASEAN sebesar 20% per tahun. Di masa awal pembangunan kerangka kerjasama antara China dan ASEAN, nilai perdagangan dua arah baru mencapai USD 7 miliar dan pada tahun 2011 nilai tersebut mencapai USD 362,8 miliar.
Selain itu, China-ASEAN juga telah menjadi mitra investasi utama secara timbal balik bagi kedua pihak. Arus investasi dua arah ini terus tumbuh dan pada bulan Juli 2012 nilainya telah mendekati USD 100 miliar.
Selanjutnya, Xi juga menggarisbawahi peranan China untuk menyediakan dukungan finansial terbaik yang bisa disediakan bagi ASEAN dengan membentuk China-ASEAN Investment Cooperation Fund dan membuat skema pinjaman lunak, guna memfasilitasi pembangunan ekonomi di negara-negara ASEAN.
Dirjen PEN Gusmardi menyambut baik pidato Wapres Xi yang dinilai selaras dengan harapan Indonesia pada forum ini, yaitu untuk meningkatkan kegiatan bisnis dan menarik investasi China ke Indonesia.
Menurut Gusmardi, selama ini investasi China di Indonesia sangat kecil yaitu USD 128,2 juta, dibandingkan dengan investasi China di ASEAN yang mencapai USD 5,9 miliar pada tahun 2011.
Di sela-sela kunjungannya ke Nanning, Dirjen Gusmardi juga menyempatkan diri untuk meresmikan pembukaan cabang Teak 123 yang merupakan produsen furnitur Indonesia pertama yang membuka cabang di kota tersebut.
Dipilihnya Nanning sebagai lokasi cabang toko Indonesia dikarenakan Provinsi Otonom Guangxi merupakan wilayah yang sedang berkembang sehingga memiliki potensi tinggi dari sisi permintaan pasar.
Hal itu dilakukan setelah beberapa kali Frans S. Pekasa, pemilik Teak 123, berpartisipasi pada pameran di China, diantaranya CAEXPO.
Menurut Frans, keunggulan produk yang dimilikinya yaitu antara lain tidak menggunakan bahan pewarna kayu dan bahan kimia yang tentu saja mendukung program Eco Green yang saat ini sedang gencar digalakkan oleh Pemerintah Indonesia.
China adalah mitra ASEAN utama untuk perdagangan, investasi dan kerjasama ekonomi. China menduduki peringkat pertama sebagai mitra dagang ASEAN dengan peningkatan nilai sebesar 20,9%, dari USD 232 miliar di tahun 2010 menjadi USD 280,4 miliar di tahun 2011.
Sementara bagi China, ASEAN adalah mitra dagang ke-3 terbesar. Meskipun dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, namun berdasarkan statistik ASEAN arus penanaman modal dari China ke ASEAN meningkat secara signifikan sebesar 117%, yaitu dari USD 2,7 miliar di tahun 2010 menjadi USD 5,9 miliar di tahun 2011.
(*)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012