“Lintas Diare yaitu rehidrasi atau pemberian cairan, pemberian tablet zinc, antibiotik hanya sesuai indikasi harus selektif, melanjutkan ASI sesuai usia, dan edukasi,” ucapnya dalam diskusi radio Kesehatan mengenai Mengenal Diare Rotavirus yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan penanganan diare bisa dilakukan orang tua di rumah jika tidak ada komplikasi dehidrasi yang berat. Selain itu, tidak lupa untuk mengonsumsi tablet zinc dan melanjutkan ASI atau makanan seperti biasa dan menggunakan cairan oralit. Pada diare rotavirus tidak diberikan antibiotik karena berbeda dengan diare yang disebabkan oleh bakteri disentri.
Baca juga: Diare rotavirus bisa sebabkan gangguan organ hingga kematian
Namun, orang tua tetap harus mewaspadai gejala yang timbul jika diare menyebabkan tanda dehidrasi seperti anak rewel, terlihat selalu kehausan, mata terlihat celong atau cekung, dan air seni yang berkurang.
“Kalau anak itu dirawat di rumah orang tua harus memonitor tanda dehidrasi, yang mudah dikenali adalah kondisi umumnya anak sangat rewel, mengantuk tidak mau minum, anak tampak kehausan, mata celong, dan kencingnya berkurang itu yang diwaspadai,” ucapnya.
Jika terdapat tanda tersebut, ia menegaskan anak wajib dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut karena memerlukan akses intravena untuk infus agar kebutuhan cairan terpenuhi. Selain itu, jika diare mengakibatkan anak sesak napas, demam tinggi hingga kejang dikhawatirkan ada kemungkinan komplikasi di luar saluran cerna.
Baca juga: Dokter: Waspada dehidrasi pada anak diare yang bisa sebabkan kematian
Sampai saat ini, pencegahan terhadap diare rotavirus selain dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, adalah dengan melengkapi vaksin rotavirus bagi anak usia 0 sampai dua tahun dengan tahap pertama pada saat usia enam minggu dan interval untuk pemberian yang kedua adalah empat minggu, dan diharapkan sudah selesai diberikan pada umur 24 minggu atau enam bulan.
Vaksin rotavirus secara global telah direkomendasikan oleh WHO wajib diimplementasikan di negara dengan angka kematian akibat diare pada balita sebesar 10 persen. Indonesia belum menjalankan vaksinasi rotavirus secara gratis sebagai bagian dari program imunisasi nasional, dan masih perlu mendapatkannya secara mandiri.
Namun, pada tahun 2022 tepatnya pada Hari Imunisasi Sedunia, Kementerian Kesehatan sudah mencanangkan vaksin rotavirus harus masuk program imunisasi nasional tahun 2022. Saat ini masih difokuskan pada beberapa provinsi saja yang dipilih berdasarkan angka kejadian dari rotavirus yang tinggi dan mempersiapkan sarana dan prasarana agar bisa merata di seluruh provinsi.
Baca juga: Kenali diare dan penanganannya
“Jika sudah merata diimplementasikan, seluruh provinsi nanti bisa mendapatkan vaksin di puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan vaksinasi, sehingga gratis seperti program vaksinasi pemerintah lainnya,” ucap dia.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023