"Pemberiannya dilakukan di sekolah atau semua puskesmas yang ada di Jakarta selama bersekolah di Ibu Kota atau NIK Jakarta atau domisili di Jakarta," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, imunisasi itu diberikan gratis oleh pemerintah untuk dua kali pemberian dengan jarak 6-12 bulan antarpemberian.
Imunisasi itu, kata dia, diberikan untuk anak wanita kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD) di semua sekolah baik SD negeri, swasta, madrasah, pesantren, panti atau setara dengan rentang usia anak wanita usia 11-13 tahun.
Imunisasi itu akan dicatat petugas kesehatan ke Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) dan sertifikat imunisasinya tercatat dan dapat diunduh dari aplikasi PeduliLindungi.
Baca juga: DKI Jakarta terapkan BIAS HPV pada anak perempuan usia sekolah dasar
Ia menjelaskan, HPV adalah "human papillomavirus" yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau kanker serviks pada wanita.
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan data Global Burden Of Cancer Study (Globocan) yang diunggah laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker.
Adapun kanker serviks atau leher rahim menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker.
Baca juga: Dokter imbau orang tua manfaatkan BIAS untuk dapatkan vaksin HPV anak
Kementerian Kesehatan menyebutkan, kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina.
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain aktivitas seksual pada usia muda dan keinginan seksual dengan multipartner.
Kemudian, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, memakai pil KB (dengan HPV negatif/positif) dan pasien dengan gangguan imunitas.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023