"Tim sudah turun. Untuk hasilnya, nanti disampaikan langsung Pak Bupati siang ini," katanya di Kerinci, Kamis.
Ia mengatakan, tim yang diturunkan untuk memeriksa material erupsi Gunung Kerinci meliputi petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BPBD, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut dia, mereka melakukan pengecekan bersama anggota DPRD Kabupaten Kerinci, anggota TNI dan Polri, serta aparat pemerintah kecamatan dan pemerintah desa.
"Tim langsung menuju lokasi persawahan yang tertimbun oleh material tersebut," kata Darifus.
Kepala Desa Sungai Rumpun Herman menyampaikan bahwa menurut hasil pemeriksaan material yang meliputi areal persawahan di wilayahnya bukan lahar dingin, melainkan sisa abu vulkanik dari Gunung Kerinci.
"Saya klarifikasi, bukan banjir lahar dingin. Dari penelitian, itu merupakan sisa abu vulkanik yang dibawa air dari puncak Gunung Kerinci," katanya.
Dia mengatakan bahwa sejak Gunung Kerinci mulai mengalami erupsi pada Oktober 2022 sampai sekarang bagian wilayah desanya sudah sekitar 20 kali terdampak material erupsi dari gunung tersebut.
"Selama Januari 2023 ini saja sudah lima kali banjir terjadi. Baunya tercium bau belerang," katanya.
Menurut Herman, material erupsi Gunung Kerinci berdampak pada sekitar 10 hektare sawah di desanya selama periode Oktober 2022 hingga Januari 2023.
"Lahan (yang terdampak) tahun sebelumnya seluas 15 hektare," katanya.
Menurut dia, sawah-sawah yang terdampak erupsi Gunung Kerinci belum bisa digarap karena tertutup material hingga setinggi sekitar satu meter.
Baca juga:
Material letusan Gunung Kerinci menutupi persawahan di Gunung Tujuh
BB TNKS: Sebagian besar abu vulkanis Kerinci mengarah ke Solok Selatan
Pewarta: Tuyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023