Berangkat dari nol Prof Dr Drs Sukendro, M.Kes, AIFO mantan atlet lari jarak pendek atau sprinter era tahun 1990 an kini dikukuhkan menjadi guru besar bidang olahraga di Universitas Jambi (Unja).
Pengukuhan berlangsung di Balairung Pinang Masak, Universitas Jambi, Mendalo, Kamis yang dilakukan langsung oleh Rektor Unja Prof Sutrisno, bersamaan dengan sembilan guru besar atau profesor bidang ilmu lainnya.
Kesepuluh guru besar yang dikukuhkan yaitu Prof Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., ME. (FKIP), Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si. (FST), Prof. Drs. Maison, M.Si., Ph.D.,CIQaR., CIQnR. (FKIP), Prof.Ir. M.Afdal, M.Si.,M.Phil., Ph.D. (Fakultas Peternakan), Prof. Dr. Drs. Syaiful, M.Pd. (FKIP), Prof.Dr.Ir. Depison, MP (Fakultas Peternakan) Prof. Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D,(FKIP), Prof. Dr. Helmi, SH, MH (Fakultas Hukum) Prof. Dr. Drs. Syahmardi Yacob, MBA (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Prof. Dr. Drs. Sukendro, M.Kes., AIFO (FKIP).
Sukendro pria berdarah Jawa kelahiran Aceh, 14 September 1965 ini telah sah menyandang gelar profesor olahraga. Keparipurnaanya bukan gelar kehormatan. Profesor olahraga yang disandangnya adalah buah cintanya pada olahraga dan prestasi olahraga dan akademi menyempurnakan panggilan hatinya di olahraga.
"Saya tidak pernah berpikir bakal ada di titik yang sekarang," kata Sukendro.
Apalagi berangkat dari atlet, sangatlah jarang atlet yang sukses saat berkarir di olahraga, juga sukses secara akademis.
Pindah ke Jambi pada 1992, Sukendro muda mengisi skuad atletik Jambi pada pesta olahraga nasional Haornas I di Solo 1983. Mewakili Jambi dirinya lolos ke level nasional dimana medali emas diraih pada kejurnas untuk tampil di Solo.
Keberhasilannya menembus level nasional lari jarak pendek atau sprint tidak didapat dengan mudah. Sejak sekolah dasar bakatnya ditemukan gurunya saat masih di Medan.
Waktu itu di sekolahnya ada lomba lari dan tanpa spike -sepatu khusus lari- dia melibas lawan-lawannya. Padahal lawan-lawan saya adalah yang sudah lama berlatih dan dengan perlengkapan mumpuni sementara saya 'nyeker',.
Namun itu tidak membuatnya minder namun menjadi modal utama sebagai semangat tanpa ampun Sukendro melewati lawan-lawannya, sehingga akhirnya dia pun jadi salah satu sprinter andalan Sumut pada masa itu.
Saat itulah kemudian Sukendro dilirik Jambi hingga akhirnya memperkuat tim atletik Jambi dan di Jambi lah dirinya meniti karir sebagai atletnya pun berakhir dan fokus dan pindah menjadi dosen olahraga di Universitas Jambi.
"Saya sadar kemampuan di karir atlet ada batasnya seiring usia," kata Sukendro.
Menjadi pengajar di Unja tidak menutup matanya untuk kenaikkan olahraga bergolak dan sebagai dosen dia juga terlibat di kepengurusan beberapa cabang olahraga. Menjadi pengurus di beberapa cabor pun dilakoni.
Beberapa jabatan strategis di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jambi pun diamanahkan padanya. Mulai dari pengurus biasa, kabid pembinaan prestasi hingga sekretaris umum.
Semua tidak lepas dari segala karya ilmiahnya tentang olahraga Jambi. Bahkan kini didapuk mengisi jabatan wakil sekretaris bidang sumber daya manusia staf ahli Gubernur Jambi.
Selain itu beberapa posisi ketua dan sekretaris umum pun tidak pernah jauh dari Prof. Sukendro. Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (Isori) Jambi pun sampai dua kali dijabatnya. Termasuk sebagai sekretaris Bapomi dan Bapopsi.
Passion dan energi positifnya tidak terbendung. Satu tulisan ilmiahnya kemudian berhasil masuk jurnal internasional bereputasi tinggi.
Student acceptance to Distance Learning during Vovid-19; The Role of Geographical Areas among Indonesia's Sport Science Students, adalah tulisan ilmiahnya yang kemudian membuatnya sah menyandang gelar profesor.
Masih enerjik di usia yang tidak lagi muda, Sukendro kini jadi "jujugan" (tempat mengadu segala sesuatu) tentang olahraga yang sangat pantas.
Pengalamannya sebagai atlet yang memulai karirnya dari nol hingga kemampuan akademisnya sangat layak dijadikan referensi. Bahkan inspirasi dan konsultasi semua insan olahraga.
Dia layak menerima gelar ini karena pernah berkecimpung di dunia olahraga secara praktis dan tidak hanya bergelimang teori.Insan olahraga Jambi masih dan akan membutuhkan tenaga dan sumbangsih pemikiran Prof Sukendro. Banyak yang harus dibenahi di olahraga Jambi.
Baca juga: Unja kukuhkan 10 guru besar wujudkan kampus kewirausahaan kelas dunia
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023