Dalam pengumuman tersebut, MCT menyatakan bahwa mulai 6 Februari 2023, perusahaan atau agen perjalanan akan menjalankan program tersebut dengan menjual paket-paket perjalanan wisata secara berkelompok ke berbagai negara.
Kementerian Luar Negeri China (MFA) menganggap bahwa kebijakan MCT tersebut sebagai bukti kesiapan negaranya melanjutkan pengiriman wisatawan ke luar negeri.
"Sesuai dengan kebijakan sementara tentang perjalanan lintas-batas, China membuka kembali wisatawan ke luar negeri sebagai proyek percontohan dalam hal keamanan dan ketertiban," kata juru bicara MFA Wang Wenbin.
Selanjutnya, menurut dia, MCT selaku otoritas yang berkompeten akan memandu sektor pariwisata yang mengatur perjalanan wisata ke luar negeri untuk memastikan keberlangsungan dan keamanannya.
Ia juga mengingatkan kepada para calon wisatawan China untuk menjaga kesehatan secara ketat sebelum berangkat dan mematuhi protokol kesehatan anti-COVID yang diterapkan di negara tujuan.
Kebijakan tersebut, lanjut Wang, sebagai bagian dari pelonggaran prokes anti-COVID yang diikuti oleh penurunan jumlah kasus positif.
"Beberapa negara menyambut hangat kehadiran turis China. Banyak warga China pula yang ingin berwisata ke luar negeri," katanya dalam pengarahan pers rutin tersebut.
China menutup akses wisata ke luar negeri bagi warganya sejak Maret 2020 atau pada awal-awal pandemi COVID-19.
China mengizinkan warganya bepergian ke luar negeri untuk berbagai tujuan sejak 8 Januari 2023 setelah otoritas setempat menurunkan status penanganan COVID-19 dari level A ke level B.
MCT bersama beberapa instansi terkait telah meluncurkan dimulainya mudik massal musim liburan Tahun Baru Imlek pada Sabtu (7/1) dan akan berlangsung hingga pertengahan Februari mendatang.
Baca juga: Jokowi: Protokol kesehatan paling penting saat terima turis China
Baca juga: Dubes RI pasang target kunjungan turis dari China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2023