Harga minyak mentah beragam di perdagangan Asia pada Selasa sore, di tengah harapan pemulihan permintaan bahan bakar dari importir utama China, meskipun kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS membatasi kenaikan.Selain itu, greenback yang melayang di sekitar level terendah multi-bulan menopang harga minyak
Harga minyak mentah berjangka Brent melemah 7 sen menjadi diperdagangkan di 88,12 dolar AS per barel pada pukul 07.15 GMT, setelah naik ke tertinggi sesi 88,36 dolar AS. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 5 sen menjadi diperdagangkan di 81,67 dolar AS per barel, setelah naik ke 81,88 dolar AS di awal sesi.
Komoditas seperti minyak mentah, produk minyak sulingan, LNG, dan kedelai akan diuntungkan dari rebound permintaan China, kata analis di Goldman Sachs.
Harga minyak mentah di pasar fisik telah memulai tahun ini dengan reli, karena China, yang tidak lagi tertahan oleh kontrol pandemi, telah menunjukkan tanda-tanda pembelian lebih banyak dan ketika para pedagang khawatir sanksi terhadap Rusia dapat memperketat pasokan.
"Selain itu, greenback yang melayang di sekitar level terendah multi-bulan menopang harga minyak," kata Pakar Pasar Minyak Independen Sugandha Sachdeva.
Baca juga: Dolar lesu ketika euro dekati puncak 9-bulan dan yen menguat
Dolar melayang di dekat level terendah sembilan bulan terhadap euro dan mengembalikan keuntungan baru-baru ini terhadap yen, karena para pedagang terus mengukur risiko resesi AS dan jalur kebijakan Federal Reserve (Fed).
Greenback yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar, termasuk minyak, lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di Amerika Serikat, "perekonomian masih bisa berputar dan beberapa pedagang energi masih skeptis tentang seberapa cepat permintaan minyak mentah China akan bangkit kembali pada kuartal ini," kata Analis OANDA, Edward Moya dalam sebuah catatan.
Permintaan produk telah mengangkat pasar minyak dan margin penyulingan. Crack spread (selisih harga bahan baku dan barang jadi) 3-2-1, proksi untuk margin penyulingan, naik menjadi 42,18 dolar AS per barel pada Senin (23/1/2023), tertinggi sejak Oktober.
Baca juga: Harga minyak di Asia naik, pasar fokus permintaan China dan prospek AS
Investor telah menumpuk kembali ke minyak berjangka dan opsi pada tingkat tercepat selama lebih dari dua tahun karena kekhawatiran tentang penurunan siklus bisnis global telah mereda, meskipun data PMI yang akan dirilis pada Selasa diperkirakan akan menunjukkan kontraksi.
Pekan ini para pedagang mengamati lebih banyak data bisnis yang dapat mengindikasikan kesehatan ekonomi global selama musim pelaporan laba perusahaan.
Di sisi persediaan, stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan meningkat minggu lalu, sementara stok sulingan diperkirakan lebih rendah, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (23/1/2023).
Jajak pendapat dilakukan sebelum laporan dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, yang dijadwalkan pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat (21.30 GMT) , dan Badan Informasi Energi, bagian statistik dari Departemen Energi AS, dijadwalkan pada Rabu (25/1/2023) pukul 10.30 waktu setempat (15.30 GMT).
Baca juga: Harga minyak Asia turun di tengah perdagangan tipis saat libur Imlek
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023