• Beranda
  • Berita
  • BNI: Pembiayaan usaha berkelanjutan meningkat capai Rp182,9 triliun

BNI: Pembiayaan usaha berkelanjutan meningkat capai Rp182,9 triliun

24 Januari 2023 21:18 WIB
BNI: Pembiayaan usaha berkelanjutan meningkat capai Rp182,9 triliun
Direktur Risk Management BNI David Pirzada berbicara dalam konferensi pers dalam jaringan Public Expose Full Year 2022 BNI, Jakarta, Selasa (24/1/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

Komitmen ini salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sepanjang 2022 mencapai Rp182,9 triliun atau tumbuh 28,5 persen dari total portofolio kredit BNI, sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung keuangan berkelanjutan.

"Komitmen ini salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan," kata Direktur Risk Management BNI David Pirzada saat konferensi pers dalam jaringan, Jakarta, Selasa.

David menuturkan Sustainable Portfolio utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp123,2 triliun, dan pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp19,7 triliun.

Portfolio itu juga mencakup pembiayaan energi baru dan terbarukan sebesar Rp10,9 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp4 triliun, dan Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp25,1 triliun.

BNI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global. Bank tersebut mulai proaktif memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL).

Salah satu aspek utama SLL adalah pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG atau environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) dalam bisnis mereka.

Selama 2022, BNI menyalurkan SLL sebesar 355 juta dolar AS atau Rp5,3 triliun kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast Moving Consumer Goods dan manufaktur.

"Kami juga menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Untuk jangka panjang, kami ingin terus meningkatkan inisiatif tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Corporate and International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan harga saham BNI di akhir 2022 tercatat meningkat 36,7 persen (yoy), jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ-45 yang sebesar 0,7 persen (yoy).

Pertumbuhan tersebut terlepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif pada 2022 serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment.

"Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan fokus di beberapa area seperti pengembangan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah," tuturnya.

Ia menuturkan ada tujuh kebijakan strategis yang menjadi fokus BNI pada 2023, yakni mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah, mengembangkan infrastruktur teknologi dan inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, pengalaman pelanggan, dan perluasan kemitraan.

BNI juga fokus pada peningkatan Current Account Saving Account (CASA) dan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang berkelanjutan, dan meningkatkan ekspansi bisnis pada perusahaan top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.

Selain itu, BNI melanjutkan transformasi sumber daya manusia, budaya, dan operasional, memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global, dan mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi perusahaan anak.

Baca juga: Transaksi BNI Mobile Banking tumbuh 30,4 persen jadi Rp802 triliun

Baca juga: BNI peroleh laba bersih Rp18,31 triliun pada 2022

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023