"Setelah saya mulai balapan, saya dapat menyalurkan emosi yang saya miliki ini ke dalam cara mengemudi saya... Saya ingat rasanya mengenakan helm ini dan rasanya seperti mengenakan jubah (Superman) saya sendiri... Seakan kekuatan super saya akan keluar saat saya mengemudi," kata Hamilton, dikutip dari laman resmi F1, Rabu.
Hamilton pun mengejar mimpinya menjadi seorang pembalap sejak kecil. Sekarang, di usianya yang ke-38 tahun, ia telah memiliki koleksi tujuh gelar dunia F1, 103 race victories, 103 pole positions, dan 191 podium.
Ia berharap, dirinya dapat menginspirasi anak-anak, khususnya mereka yang berkulit hitam, agar tidak menyerah menggapai mimpinya, termasuk menjadi seorang pembalap.
Baca juga: Hamilton ungkap pernah dirundung semasa kecilnya
Adapun Hamilton telah menggunakan profil dan suaranya untuk mendorong keragaman yang lebih besar dalam motorsport dan seterusnya – termasuk pembentukan Mission 44, yang bertujuan untuk mengubah kehidupan kaum muda dari latar belakang yang kurang terlayani.
"Itulah Mission 44, bertemu anak-anak di sekolah, bercakap-cakap dengan keluarga dan orang tua yang jelas-jelas mengalami masa-masa sulit dan ingin menciptakan peluang terbaik untuk anak-anak mereka," ujar dia.
"(Saya ingin) menyemangati mereka, bahwa tidak apa-apa untuk memulai, karena saya juga pernah berada di posisi yang kurang lebih sama, jadi, mereka bisa juga sampai ke garis finis mereka masing-masing. Bagi saya, itu jauh lebih bermanfaat daripada memenangkan perlombaan," imbuhnya.
Sementara itu, Hamilton akan memasuki musim F1 ke-17, dan tahun terakhir kontraknya bersama Mercedes pada 2023.
Baca juga: Hamilton, Verstappen berpotensi salip rekor Schumacher pada 2023
Baca juga: Ferrari konfirmasi pebalap cadangan dan pengembangan F1 2023
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023