Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra meminta keberadaan pangkalan elpiji 3 kilogram diperjelas untuk mempermudah masyarakat mendapatkan bahan bakar bersubsidi tersebut sesuai harga eceran tertinggi (HET).
"Kalau perlu buat surat kepada bupati/wali kota untuk diteruskan kepada camat dan kepala desa tentang keberadaan pangkalan ini. Semacam mengedukasi masyarakat, ini loh ada pangkalan, belinya di sini," kata dia di Denpasar, Bali, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Dewa kepada Kasatpol PP Bali agar terus melakukan pemantauan, mengingat adanya kenaikan HET elpiji dari Rp14.500 menjadi Rp18.000 di Pulau Dewata.
Selain itu, bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Bali, pemprov melakukan kerja sama dalam inventarisasi sebaran pangkalan elpiji 3 kilogram, sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat hingga tingkat terendah.
"Harapannya, masyarakat dapat menjangkau pangkalan elpiji 3 kilogram dengan mudah, sehingga dapat memperoleh harga yang lebih murah yaitu Rp18 ribu," ujarnya.
Sekda Bali juga meminta proses pemantauan dan pembinaan dilakukan tidak hanya di pangkalan, namun menyeluruh hingga ke pengecer.
"Jika ada pelanggaran akan diberikan surat peringatan dan jika melakukan pelanggaran lagi akan ditindak secara hukum," kata Dewa.
Ketua Hiswana Migas Bali Dewa Ananta juga mendorong masyarakat untuk membeli elpiji 3 kilogram langsung ke pangkalan untuk mencegah rentang harga yang berbeda di pengecer.
Untuk di tingkat pangkalan, ia menjamin tak ada kecurangan harga, di mana jika ditemukan pangkalan yang menjual elpiji 3 kilogram di atas Rp18 ribu, maka akan ditindak karena sudah ada payung hukumnya.
Dalam menindaklanjuti dampak dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga atas peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2014 tentang HET Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kilogram ini, akan dilakukan pula pengecekan di lapangan.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali IB Setiawan menyampaikan pantauannya bahwa tidak benar soal harga di pengecer mencapai Rp25 ribu per tabung.
"Kalau di pangkalan sudah ditetapkan Rp18 ribu, maka di pengecer ada jarak Rp2.000 itu masuk akal," ujarnya.
Ia mengaku selama ini Pemprov Bali mendorong adanya stabilitas harga elpiji 3 kilogram agar peningkatannya tidak terlalu signifikan dan masyarakat membeli tidak lebih dari Rp20 ribu.
Baca juga: Konsumsi elpiji Jatim dan Bali meningkat 5 persen selama tahun baru
Baca juga: Pertamina prediksi konsumsi BBM di Bali naik empat persen saat Lebaran
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023