Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu saat dihubungi Rabu, mengatakan hingga saat ini belum ada arahan untuk mencabut rekomendasi pulang ke rumah bagi warga yang rumahnya rusak ringan dan sedang akibat bencana gempa 5.6 magnitudo.
“Meski sudah lebih dari 450 kali gempa susulan, namun diprediksi tidak merusak, sehingga imbauan pulang ke rumah tidak dicabut. Aktivitas gempa susulan merupakan hal yang wajar, dengan jumlah dan kekuatannya yang fluktuatif," katanya.
Bagi mereka yang sudah kembali ke rumah, ungkap dia, diminta untuk rutin memeriksa kondisi rumah setelah gempa susulan terjadi terutama bagian konstruksi, sehingga dapat dipastikan aman untuk tetap ditempati," katanya.
Sementara warga di sejumlah desa terdampak parah di Kecamatan Pacet, Cugenang, Cianjur dan Warungkondang, memilih kembali mengisi posko pengungsian atau membuat tenda darurat di depan rumah karena gempa susulan yang cukup kencang dirasakan beberapa hari lalu.
"Sebagian besar sudah mendapat imbauan dari pemerintah terkait pulang ke rumah bagi warga yang rumahnya rusak ringan atau sedang yang masih bisa ditempati, namun selang satu pekan pulang ke rumah gempa hebat kembali terjadi dan terpaksa mengisi tenda kembali," kata warga Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Ujang (45).
Seperti diberitakan tujuh orang warga di sejumlah desa di Cianjur, mengalami luka-luka dan dua orang diantaranya terpaksa di rujuk ke RSUD karena mengalami luka berat tertimpa langit-langit bangunan dan genting saat gempa susulan 4.3 magnitudo terjadi, Selasa (24/1/2023).
Baca juga: Sisa trauma gempa manitudo 5,6 Cianjur
Baca juga: Tujuh orang warga luka-luka akibat gempa magnitudo 4,3 di Cianjur
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023