"Saya selaku CEO PSIS menyayangkan apa yang terjadi belakangan ini. Sepak bola harusnya membawa kebahagiaan, persaudaraan, dan sikap saling respect," ujar Yoyok, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
"Segala kekerasan dalam bentuk apa pun baik sebelum, saat pertandingan, dan pasca-pertandingan tidak dapat dibenarkan," katanya.
Yoyok juga berharap kejadian kekerasan di lingkup dunia sepak bola segera berakhir supaya jalannya kompetisi BRI Liga 1 tidak terganggu.
"Kami dan tentu semua penikmat sepak bola Indonesia berharap kejadian kekerasan di lingkup sepak bola tidak terjadi kembali," kata Yoyok.
Baca juga: Sejumlah pemain Arema FC terluka pascainsiden pelemparan batu
"Ayo datang ke stadion dengan tertib, mendukung dengan tertib, dan pulang dengan tertib. Hapus itu kekerasan supaya jalannya Liga 1 tidak terganggu," kata dia.
"Saya juga mendorong supaya pemerintah, PSSI, klub serta suporter duduk bersama untuk mewujudkan sepak bola Indonesia yang bermartabat dan penuh kebahagiaan," katanya.
Pada pekan ke-20 Liga 1 Indonesia, terjadi pelemparan bus terhadap bus yang ditumpangi pemain Arema FC usai pertandingan menghadapi PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo.
Selain itu, tragedi serupa juga terjadi pada pekan ke-21 ketika bus yang ditumpangi pemain Persis Solo usai menghadapi Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena dilempari batu oleh oknum suporter, Sabtu (28/1) serta kejadian di Malang hari ini.
Baca juga: Persita minta maaf atas insiden perusakan bus tim Persis Solo
Baca juga: Manajemen Arema FC buka ruang dialog dengan Aremania
Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023