Jonatan meyakini bahwa setiap orang punya jalur takdir yang berbeda, dan kali ini gilirannya untuk membukukan gelar BWF Super 500 pertama yang sudah lama ia nantikan.
"Saya yakin tiap orang punya takdirnya masing-masing. Kita tinggal bekerja keras, biar Tuhan yang mengatur hasilnya. Akhirnya merasakan juga gelar Super 500 setelah berulang kali gagall," kata Jonatan dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.
Selama ini Jonatan baru mengumpulkan gelar dari tiga turnamen berlevel BWF Super 300 yaitu New Zealand Open dan Australian Open 2019, serta Swiss Open 2022. Di luar turnamen BWF, Jonatan juga memenangkan medali emas Asian Games 2018 yang juga diamankan dari tempat yang sama seperti pada hari ini.
Baca juga: Jonatan pecah telur juarai BWF Super 500 perdana di Indonesia Masters
Kemenangan Jonatan didapatkan melalui pertandingan "All Indonesia Final" dengan menghadapi Chico Aura Dwi Wardoyo. Jonatan mengalahkan Chico dua gim langsung dengan skor 21-15, 21-13 dalam tempo 44 menit. Ia tak bisa menutupi kegembiraannya usai pecah telur meraih gelar juara turnamen BWF Super 500 pertamanya.
Ia merasa bersyukur tak hanya bisa memenuhi ambisi pribadinya akan debut gelar dari BWF Super 500, tapi juga memecahkan rekor pertandingan sesama Indonesia.
Laga Jonatan kontra Chico menjadi yang pertama sejak 2008 atau 15 tahun silam yang mempertemukan dua pebulu tangkis tunggal putra pada babak final di Istora Senayan. Terakhir kali catatan tersebut dibukukan oleh Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro dalam turnamen yang sama.
"Momen (pertandingan) tadi sungguh indah, setelah 15 tahun akhirnya kembali terjadi 'all indonesia final'. Mungkin itu buah kesabaran dan ketenangan kami. Hasil kerja keras coach serta tim tunggal putra yang selalu kerja keras setiap hari," kata Jonatan.
Baca juga: Presiden Jokowi rayakan dua gelar juara Indonesia Masters
Baca juga: Tunggal putra sumbang gelar juara Indonesia Masters 2023
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023