Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengapresiasi gerak cepat Kedutaan Besar RI Riyadh dalam menyelamatkan seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang memohon untuk dipulangkan ke Tanah Air.Bagus, 'gercep'. Banyak TKI/TKW kita yang diperlakukan seperti budak di luar negeri dan di kapal-kapal laut milik asing
Melalui akun Twitter resminya, @mohmahfudmd, pada Senin, Mahfud memuji langkah tindak lanjut cepat KBRI Riyadh atas penyelamatan PMI asal Cianjur berinisial SK tersebut.
Dalam cuitan yang sama, Mahfud juga mengaku prihatin bahwa situasi serupa yang dialami SK kerap ditemuinya saat mengunjungi tempat-tempat penampungan KBRI di luar negeri.
"Bagus, 'gercep'. Banyak TKI/TKW kita yang diperlakukan seperti budak di luar negeri dan di kapal-kapal laut milik asing. Pengirimannya pun melalui transaksi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh sindikat-sindikat. Saya melihat 'shelter' di beberapa KBRI kita di luar negeri. Sangat memprihatinkan," demikian cuit Mahfud.
Baca juga: KBRI Riyadh bebaskan dan pulangkan WNI usai advokasi selama 8 tahun
Baca juga: KBRI Riyadh selamatkan hak pekerja migran Rp22,8 miliar sepanjang 2020
Cuitan Mahfud juga mengutip laporan dari KBRI Riyadh via akun Twitter resmi @IndonesiaInRYD yang menyampaikan tindak lanjut penyelamatan SK pada Minggu (29/1) malam.
Bagus, gercep. Bnyk TKI/TKW kita yg diperlakukan spt budak di luar negeri dan di kapal2 laut milij asing. Pengirimannya pun melalui transaksi spt Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh sindikat2. Sy melihat shelter di beberapa KBRI kita di luar negeri. Sangat memprihatinkan. https://t.co/LlVFqixrr6
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) January 29, 2023
Cuitan Mahfud tersebut belakangan ditanggapi oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengapresiasi langkah tersebut, sembari menyarankan agar ada dukungan dalam bentuk kebijakan guna meningkatkan pencegahan hal serupa berulang.
"Support moral & policy juga Pak .. Surat dari Bapak ke aparat terkait untuk penindakan pasti akan jadi prioritas," demikian cuit Susi melalui akun Twitter resminya, @susipudjiastuti.
Tanggapan itu dijawab oleh Mahfud bahwa ia kerap kali sengaja menempuh jalur media sosial agar isu-isu tertentu bisa lekas menjadi perhatian bersama sembari memastikan bahwa prosedur wajib tetap dilakukan.
"Siap, Bu Susi. Semua prosedur wajib sudah kita lakukan, seperti rakor, kirim surat, tinjau lapangan, kirim tim, dsb. Untuk kasus-kasus darurat saya sering lewat medsos agar cepat jadi kepedulian bersama. Banyak yang cepat rampung dengan medsos. Yang lebih sistemik, kita lakukan secara lebih resmi pula," tulis Mahfud sembari mengutip cuitan Susi.
????Siap, Bu Susi. Semua prosedur wajib sdh kita dilakukan, spt. rakor, kirim surat, tinjau lapangan, kirim Tim, dsb. Utk. ksus2 darurat sy sering lewat medsos agar cepat jd kepedulian bersama. Bnyk yg cepat rampung dgn medsos. Yg lbh sistemik, kita lakukan scr lbh resmi pula. ???????????? https://t.co/Gp4BAwi8FM
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) January 30, 2023
Sebelumnya, sempat beredar viral video seorang PMI perempuan asal Cianjur yang memohon agar dipulangkan ke Indonesia karena kerap mendapat perlakuan fitnah dari anak-anak majikannya.
Video itu kemudian semakin viral ketika Mahfud menautkan dalam cuitannya pada Kamis (26/1) lalu yang menyebut bahwa penyidik dari tim Direktorat Tindak Pidana Siber Polri telah berhasil diidentifikasi lokasinya dan info tersebut dilanjutkan ke Kementerian Luar Negeri.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023