• Beranda
  • Berita
  • BKKBN minta pencegahan tengkes dilakukan sebelum menikah

BKKBN minta pencegahan tengkes dilakukan sebelum menikah

30 Januari 2023 15:40 WIB
BKKBN minta pencegahan tengkes dilakukan sebelum menikah
Remaja putri di Jakarta Utara mendapat tablet tambah darah untuk pencegahan anemia guna mengurangi risiko tengkes atau stunting ketika dewasa dan melahirkan saat mengikuti seminar bertemakan "Remaja Cantik Bebas Anemia Untuk Cegah Stunting" di Ruang Teater Jakarta Islamic Center, Koja, Rabu (25/1/2023). (ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Utara)

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta Pemerintah
Provinsi DKI menggalakkan pencegahan tengkes (stunting) yang dilakukan sebelum pasangan melangsungkan pernikahan.

“Mencegah stunting ini yang paling dekat pada fase calon pengantin, pada saat hamil dan saat 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus di Balai Kota Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sudah memiliki pendataan keluarga melalui aplikasi "Carik Jakarta" yang salah satunya untuk menurunkan tengkes.

Data "Carik Jakarta", kata dia, terkoneksi dengan data Sistem Informasi Keluarga (Siga) di BKKBN.

Baca juga: Jakarta Utara cegah remaja putri anemia untuk kurangi tengkes

Pada 2021, pihaknya sudah melakukan pendataan keluarga secara nasional dengan data diperkirakan mencapai sekitar 68 juta angka prevalensi tengkes dan pada 2022 menurun menjadi 37 juta.

“Dalam dua tahun pada 2024, Presiden Joko Widodo berharap stunting turun hingga 14 persen,” katanya.

Dalam rapat kerja bersama Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono, Tavip menambahkan, pihaknya akan melakukan pemetaan sampel untuk memastikan data tengkes yang dimiliki Pemprov DKI terkoneksi dengan BKKBN agar program tepat sasaran.

“Karena akan ada kaitannya dengan penanganan kemiskinan ekstrem dengan stunting, khususnya yang dikaitkan dengan bantuan di DKI sebetulnya itu sudah banyak,” katanya.

Sebelumnya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan di Jakarta terdapat 790 ribu balita.

Baca juga: Heru telusuri penyebab DKI masih kantongi kasus tengkes

Dari jumlah itu, diperkirakan angka prevalensi kasus tengkes sampai saat ini mencapai sekitar 14 persen atau sekitar 110 ribu balita.

BKKBN juga mengidentifikasi sebanyak 19 anak dinyatakan menderita gizi buruk dan memiliki penyakit penyerta di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Penemuan itu diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan Puskesmas di Pejaten Barat pada September 2022.

Adapun berdasarkan data BKKBN, angka tengkes di Bali paling rendah di Indonesia disusul DKI Jakarta berada di tempat kedua angka prevalensi tengkes terendah.
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023