• Beranda
  • Berita
  • Peneliti: Pengurutan genom penting untuk deteksi subvarian baru

Peneliti: Pengurutan genom penting untuk deteksi subvarian baru

30 Januari 2023 16:40 WIB
Peneliti: Pengurutan genom penting untuk deteksi subvarian baru
Epidemiologi dan Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat BRIN Masdalina Pane. ANTARA/Dokumentasi Pribadi.

Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Masdalina Pane mengingatkan pentingnya pengurutan genom menyeluruh (whole genome sequencing/WGS) untuk mendeteksi COVID-19 subvarian baru.

"Mengingat masih bermunculan subvarian baru seperti subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken maka perlu terus meningkatkan pengurutan genom menyeluruh," katanya dihubungi di Jakarta, Senin.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) itu, mengatakan pemeriksaan WGS dapat menjadi salah satu upaya mengendalikan persebaran kasus.

Dia juga mengatakan bahwa subvarian Kraken memiliki kemampuan penularan yang cepat, tetapi rendah pada kemampuan mematikan.

"Dengan demikian diharapkan tidak menyebabkan penderita sampai mengalami gejala berat. Namun demikian bukan berarti tidak perlu diwaspadai, harus tetap diwaspadai dengan cara disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Prokes dan vaksin cegah risiko penularan subvarian baru

Dia menambahkan pengendalian Kraken sama saja dengan pengendalian COVID-19 varian apa pun.

"Salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan yaitu penderita perlu tetap karantina mandiri atau istirahat di rumah, pantau kondisi secara berkala, cek saturasi dan perburukan, jangan sampai sudah parah baru ke RS," katanya.

Bagi mereka yang melakukan kontak erat dengan seseorang yang terkonfirmasi COVID-19, kata dia, perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dan menjaga jarak.

"Selain itu upaya 3T yakni testing, tracing dan treatment juga harus dilakukan, dan yang juga tidak kalah penting adalah masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Ssubvarian XBB 1.5 dideteksi di Indonesia pada 11 Januari 2023 menggunakan metode genom sekuensing di fasilitas laboratorium pemerintah.

Pasien diketahui masuk Indonesia pada 6 Januari 2023 lewat Jakarta, kemudian menuju Balikpapan pada 7 Januari 2023.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kraken merupakan subvarian Omicron dari perkawinan sejumlah varian pendahulunya.

Baca juga: Prof Hinky: Apapun varian COVID-19, prokes belum berubah
Baca juga: Kemenko PMK: Subvarian Kraken ingatkan masih perlunya disiplin prokes

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023