PT Pertamina (Persero) bakal menerima 9,9 juta kiloliter (kl) dari pelaksanaan program bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen (B35).Jadi, bagi Pertamina, apapun kebijakan pemerintah kami akan persiapkan termasuk untuk B35 nanti memang akan 9,9 juta FAME (Fatty Acid Methyl Esters) yang harus diterima Pertamina di program B35 ini.
"Jadi, bagi Pertamina, apapun kebijakan pemerintah kami akan persiapkan termasuk untuk B35 nanti memang akan 9,9 juta FAME (Fatty Acid Methyl Esters) yang harus diterima Pertamina di program B35 ini. Kalau di B30 lalu mungkin kami terima sekitar 8,5 juta kiloliter nanti akan menjadi 9,9 juta kiloliter," kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution dalam diskusi terkait "Implementasi B35 Untuk Ketahanan dan Kemandirian Energi Menuju Transisi Energi yang Merata dan Berkeadilan" di Jakarta, Selasa.
Pertamina, kata dia, juga telah mempersiapkan sebaik mungkin terkait penerimaan 9,9 juta kiloliter B35 itu.
"Jadi, bagi Pertamina kami harus mempersiapkan ini sebaik mungkin dengan penerimaan FAME 9,9 juta kiloliter. Apa yang harus kami persiapkan? Pertama, tentunya sarana penimbunan karena 9,9 juta kil liter itu adalah jumlah yang sangat besar. Kemudian sarana penerimaannya juga akan kami persiapkan dengan baik sarana 'blending', berikut juga sistem 'quality control' akan kami persiapan dengan baik," ujarnya.
Baca juga: Aprobi akan tingkatkan kapasitas produksi dukung implementasi B35
Sementara itu untuk pendistribusiannya, ia mengatakan ada 112 terminal untuk distribusi biodiesel di seluruh Indonesia.
"Tantangan kami dalam mempersiapkan infrastruktur karena ada 112 terminal untuk distribusi biodiesel di seluruh Indonesia. Namun, kalau 112 terminal itu seluruhnya harus disuplai oleh Aprobi (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), tentu Aprobi akan kesulitan," kata Alfian.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mempermudah pendistribusian, Pertamina akan melakukan simplifikasi jumlah terminal, dari total 112 terminal untuk distribusi biodiesel menjadi 17 terminal.
"Kami telah melakukan simplifikasi bagaimana agar Aprobi tidak sulit untuk mensuplai FAME ke Pertamina. Kemudian kami simplifikasikan menjadi 17 terminal. Jadi, dari 17 terminal ini, yang sisanya merupakan tanggung jawab Pertamina untuk sampai ke 112 terminal yang lain," ujarnya.
Baca juga: Kementerian ESDM pastikan program B35 telah lolos uji
Sebelumnya, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan penerapan program B35 akan menyerap 13,15 juta kiloliter biodiesel dalam setahun.
"Pelaksanaan 'mandatory' B35 telah diawali dengan kerja sama sangat baik dari seluruh pemangku kepentingan yang tercermin dari kesuksesan uji coba pada 2022 lalu. Volume penyaluran biodiesel yang akan diserap B35 diperkirakan akan mencapai 13,15 juta kiloliter," katanya dia.
Penerapan B35 yang merupakan campuran 35 persen bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit ke dalam bahan bakar minyak (BBM) solar mulai 1 Februari 2023 diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Di samping itu, penerapan kebijakan ini diharap dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghemat devisa negara yang biasanya digunakan untuk membeli energi dari luar negeri.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023