• Beranda
  • Berita
  • Imbauan Kemenkes untuk cegah penyakit tidak menular lewat CERDIK

Imbauan Kemenkes untuk cegah penyakit tidak menular lewat CERDIK

31 Januari 2023 19:19 WIB
Imbauan Kemenkes untuk cegah penyakit tidak menular lewat CERDIK
Ilustrasi cek kesehatan (ANTARA/freepik.com)

Ahli Madya Epidemiologi Kementerian Kesehatan dr. Sylviana Andinisari, M.Sc mengingatkan pentingnya pola hidup CERDIK pada masyarakat untuk menekan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia.

"Penyakit tidak menular itu adalah penyakit karena lifestyle ya. Jadi kita tekan gimana? Selain awareness-nya, kita punya namanya lifestyle atau gaya hidup. Lifestyle apa saja yang harus dicegah? Kita punya jargon CERDIK namanya," ungkap Sylvia saat dijumpai di Jakarta Selatan, Selasa.

Sylvi menjelaskan penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara pencegahan penyakit tidak menular dan menerapkan pola hidup yang sehat, terutama untuk mengantisipasi bahaya penyakit tersebut.

Macam penyakit yang tergolong tidak menular, diantaranya adalah penyakit jantung, kanker, diabetes, penyakit paru kronik dan stroke.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan merumuskan CERDIK yang merupakan kepanjangan dari pola hidup sehat yang perlu diterapkan oleh masyarakat karena dapat menghindarkan berbagai penyakit tidak menular.

Baca juga: Deteksi dini kunci utama pencegahan stroke
 
"Satu, cek kesehatan secara rutin. E, enyahkan asap rokok. R, rajin aktivitas fisik. D, diet seimbang. Makan yang sehat, banyak serat, vitamin dari situ. Kurangi gorengan, lemak, junkfood, I-nya istirahat. Jadi istirahat yang cukup juga penting. Terakhir K, itu kelola stres," ujarnya.

Tak hanya itu, untuk mencegah kanker, Sylvi juga menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan memiliki empat pilar yang dilakukan. Diantaranya adalah promosi kesehatan hingga tata laksana.

"Kita punya empat pilar pencegahan kanker. Satu, promosi kesehatan. Promosi tuh bisa dengan kampanye, sosialisasi, webinar dan lain-lain supaya orang tahu apa sih kanker itu dan bagaimana menanganinya," ujar Sylvi.

"Kedua, deteksi dini. Ketiga perlindungan khusus yaitu imunisasi. Kalau kanker ada vaksinnya. Keempat tata laksana. Ngobatin mulai dari rehabilitatif sampai paliatifnya," tutupnya.

Baca juga: Deteksi dini gangguan irama jantung dengan meraba nadi sendiri

Baca juga: Pakar: Hari Jantung Sedunia ingatkan pentingnya deteksi dini

Baca juga: Kapan waktu periksa gula darah untuk deteksi diabetes?

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023