• Beranda
  • Berita
  • KSSK: Stabilitas sistem keuangan Indonesia terus membaik

KSSK: Stabilitas sistem keuangan Indonesia terus membaik

31 Januari 2023 19:34 WIB
KSSK: Stabilitas sistem keuangan Indonesia terus membaik
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (kedua dari kiri) yang juga merupakan Ketua KSSK dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Selasa (31/01/2022). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)

KSSK terus memperkuat koordinasi dan menjaga kewaspadaan terhadap berbagai perkembangan dan kemungkinan terjadinya risiko dari faktor global

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan stabilitas sistem keuangan Indonesia triwulan IV-2022 terus membaik di tengah optimisme pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat, seiring membaiknya indikator perekonomian dan indikator sistem keuangan domestik.

"KSSK terus memperkuat koordinasi dan menjaga kewaspadaan terhadap berbagai perkembangan dan kemungkinan terjadinya risiko dari faktor global," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang juga merupakan Ketua KSSK dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KSSK sebut kondisi sistem keuangan dalam keadaan kuat

Menurut dia, tekanan global pada akhir triwulan IV-2022 kian mereda meskipun masih terdapat risiko yang perlu dicermati. Selain itu, tekanan inflasi global juga mulai berkurang walaupun tetap pada tingkat yang tinggi.

Tingginya inflasi seiring masih meningkatnya harga energi dan pangan, berlanjutnya gangguan rantai pasok, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Sejalan dengan kondisi tersebut, pengetatan kebijakan moneter di negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang tahun 2023 ini.

Sri Mulyani menambahkan, ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai berkurang dan berdampak positif bagi banyak negara-negara berkembang, yang terlihat dari peningkatan aliran modal global serta berkurangnya tekanan pelemahan nilai tukar di berbagi negara.

"Ke depan ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi geopolitik dan masih adanya risiko kemungkinan terjadinya resesi di AS dan Eropa," ucap dia.

Meskipun demikian, sambung Bendahara Negara ini, membaiknya prospek ekonomi di Tiongkok dengan dilaksanakannya penghapusan kebijakan nol COVID-19 diperkirakan mengurangi risiko perlambatan ekonomi global yang lebih dalam.

Baca juga: Sri Mulyani menilai RUU PPSK akan perkuat stabilitas sistem keuangan

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023