Baca juga: Pegiat medsos: Sudah saatnya literasi digital masuk kurikulum
Survei tersebut digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Katadata Insight Center (KIC).
"Alhamdulillah (indeks literasi digital 2022) naik menjadi 3,54," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam peluncuran Indeks Literasi Digital 2022, Rabu.
Semuel mengatakan pengukuran indeks literasi digital dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat literasi digital masyarakat.
Pengukuran indeks literasi digital nasional 2022 mengacu pada empat pilar literasi digital, yakni kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Baca juga: OJK luncurkan games Smart Digital tingkatkan literasi keuangan digital
Dalam survei tersebut tercatat bahwa terdapat tiga pilar yang mengalami peningkatan dari 2021, yakni kecakapan digital dengan skor 3,52 (naik 0,08 poin), etika digital dengan skor 3,68 (naik 0,15 poin), dan keamanan digital dengan skor 3,12 (naik 0,02 poin).
Adapun pilar budaya digital menurun sebesar 0,06 poin menjadi 3,84. Dengan demikian, secara keseluruhan Indeks literasi digital Indonesia tahun 2022 memiliki skor 3,54 dari skala 5.
Sementara itu, berdasarkan provinsi, Yogyakarta dan Kalimantan Barat memiliki nilai indeks literasi digital paling tinggi di antara provinsi lainnya dengan skor 3,64, diikuti Kalimantan Timur dan Papua Barat dengan skor 3,62, serta Jawa Tengah dengan skor 3,61.
Semuel mengaku bersyukur dengan capaian tersebut. Namun, dia berharap ke depan indeks literasi nasional bisa menyentuh angka 4. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya, salah satunya memasifkan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) di berbagai daerah di Indonesia.
"Semoga dengan apa yang kita lakukan dengan Gerakan Nasional Literasi Digital ini bisa terus berlanjut dan mempunyai dampak bagi masyarakat," ucap Semuel.
Pengukuran Indeks Literasi Digital 2022 dilakukan terhadap 10 ribu responden dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia dengan metode multistage random sampling pada periode Agustus -September 2022.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara tatap muka secara langsung dengan populasi target adalah warga negara Indonesia yang berusia 13 hingga 70 tahun dan mengakses internet dalam tiga bulan terakhir.
Baca juga: Perluas transaksi digital, BRI gandeng Oppo Indonesia
Baca juga: CIPS : Transformasi digital perlu didukung masif literasi keuangan
Baca juga: Pengamat: Literasi digital jadi kebutuhan mutlak bagi anak
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023