Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta perbankan menyalurkan pembiayaan untuk mendukung kegiatan hilirisasi.barangnya sudah bagus, cuma kalau kreditnya minta ampun lamanya dan belum tentu juga dikasih
Bahlil dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, Rabu, menyebutkan peluang pembiayaan di sektor hilirisasi lebih menjanjikan dibandingkan kredit konsumtif.
"Saya yakinkan smelter untuk NPI (nickel pig iron) itu maksimal lima tahun sudah break even point (titik impas). Saya sudah hitung, daripada bikin kredit konsumtif yang tidak jelas cuma stand by loan?" katanya.
Bahlil mengemukakan peluang investasi di sektor hilirisasi yang sangat menjanjikan berbanding terbalik dengan pembiayaannya.
"Khusus perbankan nih, ini opportunity-nya sudah bagus, barangnya sudah bagus, cuma kalau kreditnya minta ampun lamanya dan belum tentu juga dikasih," katanya.
Baca juga: Bahlil: Hanya Presiden Jokowi yang bisa menilai menterinya
Baca juga: Presiden beri tiga arahan terkait perpanjangan kontrak karya
Bahlil pun mengakui smelter nikel yang sudah terbangun saat ini pun kebanyakan dibiayai asing meski sebanyak 80 persen Izin Usaha Pertambangan (IUP) tercatat punya orang Indonesia.
"Tidak benar kalau dikatakan IUP itu asing. Yang benar itu, 90 persen smelter Indonesia untuk nikel itu asing, itu benar. Kenapa? Karena memang pembiayaan dari luar negeri itu lebih bagus," katanya.
Menurut Bahlil, perlu ada terobosan untuk perbankan di dalam negeri agar pembiayaan smelter bisa dilakukan dengan maksimal.
"Mohon maaf abang-abang saya dari Himbara, atau bank-bank lain, sudah equity-nya gede, belum tentu keluar barang itu. Jadi bagaimana kita membiayai smelter di dalam negeri. Kita harus melakukan percepatan-percepatan yang baik, mungkin orang akan melihat ini ketawa, tapi ini adalah sebuah hal yang harus kita lakukan," katanya.
Baca juga: Bahlil: Peta hilirisasi tuntas dengan investasi 545,3 miliar dolar
Baca juga: Hilirisasi jadi prioritas, Bahlil pastikan penciptaan lapangan kerja
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023