"Berdasarkan data Globocan pada tahun 2020, diestimasikan terdapat 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0 hingga 19 tahun di Indonesia, dengan kasus terbanyak adalah leukemia sebanyak 3.880 kasus atau 35 persen," kata kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers Hari Kanker Sedunia 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, kanker pada usia anak menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
Setiap tahunnya, kata Maxi, diestimasikan sekitar 400.000 anak dan remaja usia 0 hingga 19 tahun menderita kanker.
Baca juga: Kanker pada anak lebih sulit dicegah
Baca juga: Kanker darah paling banyak menyerang anak-anak
Maxi mengatakan, penemuan dini penyakit merupakan kunci utama untuk mencegah perkembangan kanker ke stadium lanjut dalam menanggulangi kanker pada anak.
"Peranan orang tua sangat penting untuk mengenali tanda dan gejala kanker pada anak sehingga kemungkinan diagnosis dan penanganan akan lebih cepat dilakukan, sehingga tingkat kesembuhan menjadi lebih besar," katanya.
Maxi mengatakan, kesuksesan penanggulangan kanker anak di Indonesia tidak luput dari peran dan dukungan seluruh masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan.
"Saya mengimbau bagi seluruh orang tua agar mengetahui dan mewaspadai tanda dan gejala kanker pada anak serta segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, apabila menemukan tanda dan gejala yang perlu diwaspadai tersebut," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes: Anak yang tak sekolah masuk sasaran vaksinasi HPV
Baca juga: Menkes: Cegah kematian ibu dan anak sejak dini
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023