Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang di Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat adanya bibit siklon dan sirkulasi siklonik.Waspadai juga angin kencang yang dapat mengakibatkan rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum, maupun pohon tumbang, jalanan licin, saat beraktivitas di luar rumah
"Terdapat bibit siklon di Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat dan sirkulasi siklonik di timur laut Australia, yang patut diwaspadai karena berpotensi memicu hujan deras dan angin kencang di NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG El Tari Kupang Agung Sudiono di Kupang, Senin.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini cuaca di wilayah NTT yang berlaku selama 6-7 Februari.
Agung menjelaskan adanya bibit siklon dan sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah belokan dan pertemuan angin di NTT.
Kondisi tersebut, kata dia, didukung dengan suhu permukaan laut yang cukup hangat dan kelembaban yang cukup basa di setiap lapisan atmosfer menyebabkan wilayah NTT berpotensi dilanda hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Baca juga: BMKG: Lima wilayah di NTT siaga hujan lebat 6-7 Februari
Ia menyebutkan hujan deras berpotensi melanda wilayah-wilayah di sejumlah pulau yaitu Flores, Lembata, Alor, Timor, Sabu, dan Sumba.
Sementara daerah yang berpotensi dilanda angin kencang yaitu Kabupaten Manggarai Barat, sebagian kecil Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, dan Pulau Sumba.
Agung mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap dampak cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banji, banjir bandang, dan tanah longsor.
"Waspadai juga angin kencang yang dapat mengakibatkan rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum, maupun pohon tumbang, jalanan licin, saat beraktivitas di luar rumah," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi rob di pesisir 7 pulau NTT pada 4-6 Februari
Baca juga: BMKG: Hujan ringan bakal guyur sejumlah wilayah di Indonesia hari ini
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023