Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai perlunya terobosan mendasar untuk memfasilitasi akses terhadap energi baru terbarukan (EBT) bagi pelaku pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Dinamika pasar yang didorong oleh kepentingan bersama untuk memerangi perubahan iklim ini merupakan satu kondisi yang tidak bisa dianggap remeh lagi. Kalau tidak disikapi dengan perubahan mendasar maka Indonesia akan kehilangan daya saing industri nasionalnya, khususnya UMKM” kata Ketua budang UMKM/Industri Kecil Menengah (IKM) Apindo Ronald Walla lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ronald mengemukakan, saat ini dinamika pasar yang semakin mengarah pada produk rendah karbon membuat seluruh rantai pasok (value chain) industri terdampak.
Bukan hanya para pengusaha atau perusahaan menengah-besar, tapi juga berdampak pada IKM dan UMKM untuk bertransisi ke proses produksi yang rendah karbon.
“Rasanya ironis kalau kita yang memiliki potensi EBT begitu besar, tetapi industri nasionalnya tidak bisa mendapatkan akses pada EBT khususnya di energi listrik, yang merupakan sumber energi penting dalam proses produksi”, tegasnya.
Ronald menyampaikan, permasalahan akses untuk mendapatkan EBT menjadi perhatian utama para Industri yang semakin memerlukan EBT dari sistem kelistrikan.
Ronald juga menyampaikan persoalan tersebut harus dijawab dengan terobosan mendasar pada struktur pasar kelistrikan, seperti Power Wheeling yang saat ini menjadi perdebatan hangat antara DPR dan Pemerintah di dalam pembahasan RUU EBT.
“Dengan adanya Power Wheeling terbatas pada penyediaan EBT di pusat beban industri, maka akan membantu pemerintah dan juga PLN dalam meningkatkan penetrasi EBT di sistem kelistrikan kita”, ujar Ronald
Ronald menambahkan, kehadiran Power Wheeling diharapkan menjadi jawaban fundamental bagi industri nasional, termasuk UMKM, yang semakin was-was dengan tekanan dari pasar atau prinsipalnya untuk menurunkan emisi karbon.
“Ini akan berdampak positif pada daya saing industri nasional kita di tengah dinamika pasar global yang semakin menuju ke ekonomi rendah karbon” ujar Ronald.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023