• Beranda
  • Berita
  • KPKP DKI pastikan distribusi beras terjaga sehingga mampu tekan harga

KPKP DKI pastikan distribusi beras terjaga sehingga mampu tekan harga

8 Februari 2023 16:09 WIB
KPKP DKI pastikan distribusi beras terjaga sehingga mampu tekan harga
Konsumen mengamati beras kemasan di salah satu toko modern di Jakarta, Rabu (8/2/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/aa.

pada awal Maret sudah memasuki musim panen raya

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memastikan distribusi beras tetap terjaga hingga tingkat konsumen sehingga mampu menekan harga yang berpotensi naik akibat faktor cuaca.

“Kami memiliki sistem informasi ketahanan pangan yang daerah lain sudah mulai memasukkan surplus yang akan masuk Jakarta,” kata Kepala Dinas KPKP DKI Suharini Eliawati di Balai Kota Jakarta, Rabu.

Selain dipasok dari daerah lain di antaranya Jawa Barat, stok beras juga berasal dari  BUMN pangan, Bulog yang memiliki cadangan sebanyak 40 ribu ton serta masih diperkuat  stok dari Pasar Induk Beras Cipinang dan juga dari BUMD DKI, Food Station Tjipinang Jaya.

Suharini juga memastikan ketersediaan beras mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta karena pada awal Maret sudah memasuki musim panen raya.

Mengingat panen raya, pemerintah bakal menyetop impor beras pada Februari ini salah satunya untuk menjamin serapan beras dalam negeri.

Adapun kebutuhan beras per bulan di Jakarta mencapai sekitar 82 ribu hingga 84 ribu ton dan akan meningkat menjelang Ramadan hingga 88 ribu ton.

Saat ini, harga beras di DKI Jakarta berdasarkan Info Pangan Jakarta per Rabu (8/2) mencapai Rp10.586 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.159 per kilogram untuk beras premium.

Terkait harga saat ini, Food Station (FS) mengakui secara nasional masih mengalami kenaikan.

Meski terjadi kenaikan, Direktur Utama FS Pamrihadi Wiraryo menjelaskan harga di Jakarta masih terkendali dibandingkan  daerah lain yang rata-rata mencapai Rp15 ribu per kilogram.

Kenaikan harga, kata dia, dipicu oleh perang di Ukraina mengingat bahan baku pupuk berasal dari Eropa Barat dan Eropa Timur.

Kondisi itu mengakibatkan harga pupuk menjadi tinggi sehingga pemerintah membatasi pupuk bersubsidi.

Selain itu, pada Juli 2022 terjadi gagal panen di sejumlah daerah serta kenaikan bahan bakar minyak juga ikut berkontribusi.

“Dinas KPKP memiliki program berkelanjutan sebanyak 1,2 juta masyarakat tertentu bisa beli beras harga relatif murah tapi kualitas premium. Itu yang membuat harga di DKI, walau pun naik tapi tetap bisa dikendalikan,” katanya.

Baca juga: Fraksi PSI surati Pasar Jaya minta klarifikasi terkait beras rusak
Baca juga: Pasar Jaya pastikan lelang stok cadangan beras terbuka dan transparan
Baca juga: Beras yang menguning di Pulo Gadung adalah stok cadangan retail Pasar Jaya

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023