Afghanistan sendiri sedang bergumul dengan krisis ekonomi dan krisis kemanusiaan yang parah, dan menjadi salah satu lokasi penerima bantuan kemanusiaan terbesar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketika pasukan asing ditarik mundur dari Afghanistan pada 2021, Taliban mengambil alih kekuasaan, yang memicu sanksi internasional terhadap sektor perbankan di negara itu.
Sampai saat ini, belum ada pemerintah di dunia yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban.
"Emirat Islam Afghanistan ... mengumumkan paket bantuan 10 juta Afghani (sekitar Rp1,7 miliar) dan 5 juta Afghani (sekitar Rp838 juta) masing-masing ke Turki dan Suriah atas dasar kemanusiaan dan persaudaraan Islam," kata departemen luar negeri Taliban, Selasa (7/2).
Pada Rabu, jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Turki bagian selatan dan Suriah telah mencapai lebih dari 7.800 jiwa.
Tim penyelamat berupaya mencari korban selamat dari puing-puing bangunan yang runtuh, di tengah kondisi sulit akibat musim dingin.
Dilaporkan, puluhan ribu korban terluka dan banyak orang terlantar di luar tanpa tempat tinggal di tengah suhu udara yang sangat dingin.
Ratusan orang di Afghanistan juga tewas dalam beberapa pekan terakhir karena cuaca dingin ekstrem dan dampak dari krisis ekonomi.
Beberapa organisasi bantuan kemanusiaan telah menangguhkan sebagian operasi mereka karena Taliban tidak mengizinkan perempuan bekerja di sebagian besar sektor lembaga masyarakat.
Larangan itu membatasi program dan operasi yang dapat dilakukan oleh organisasi kemanusiaan di negara konservatif itu.
Para diplomat Barat mengatakan tidak akan mempertimbangkan pengakuan resmi kepada Taliban sebelum mereka mengubah sikap terhadap hak-hak perempuan.
Terlepas dari pemotongan dana pembangunan, yang sempat menjadi tulang punggung anggaran negara Afghanistan, Bank Dunia melaporkan bahwa pemerintahan Taliban telah meningkatkan ekspor, di antaranya batu bara, ke negara tetangga Pakistan.
Pendapatan Afghanistan juga masih kuat karena penerimaan bea cukai dan royalti pertambangan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menengok proses pembuatan "naan" di toko roti di Afghanistan
Baca juga: Wasekjen PBB ajak negara Muslim peringatkan Taliban soal hak perempuan
Baca juga: Afghanistan luncurkan kampanye vaksinasi polio di 16 provinsi
Pewarta: Kenzu Tandiah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023