PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) siap untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan pemanfaatan dari besarnya potensi panas bumi atau geothermal di Indonesia.PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.
"Dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE," kata Presiden Direktur PGE Ahmad Yuniarto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola langsung PGE menjadi 1.272 megawatt (MW) pada 2027.
"Ini artinya di tahun 2030, PGE berpotensi untuk bisa memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi sebesar 9 juta ton CO2 per tahun dan menargetkan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi di dunia,” kata Yuniarto.
PGE mencatat hingga saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) yang tersebar di enam area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri.
Sementara itu, sebanyak 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama (joint operation contract/JOC). Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi "emission avoidance" CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Selain itu, pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.
Sejalan dengan langkah pemerintah dalam mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia, PGE mengembangkan fasilitas dan infrastruktur untuk mengalirkan uap panas ke pembangkit listrik.
Saat ini, PGE sedang menjalankan proyek pengembangan di tiga WKP, yaitu Hululais, Lumut Balai (unit II), dan Sungai Penuh.
Sebelumnya, berdasarkan data Wood Mackenzie pada 2021, kapasitas terpasang sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai 2.280 MW. Jumlah itu menjadi yang terbesar kedua di dunia, di mana Amerika Serikat menempati posisi pertama dengan kapasitas terpasang sumber daya panas buminya mencapai 2.690 MW.
Berdasarkan proyeksi Wood Mackenzie, Indonesia akan merajai pemanfaatan panas bumi di dunia dalam beberapa tahun ke depan. Sebab pada 2026, kapasitas terpasang panas bumi Indonesia diprediksi mencapai 5.240 MW. Bahkan pada 2030, kapasitas terpasang sumber daya panas bumi di Indonesia bisa menembus 6.210 MW.
Selain itu, potensi pemanfaatan panas bumi di Indonesia cukup merata. Berdasarkan laporan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, potensi pemanfaatan geotermal untuk PLTP telah terbagi di tiap pulau di Indonesia.
Pulau Sumatera menjadi daerah yang memiliki potensi terbesar dengan mencapai 9,67 gigawatt (GW), Pulau Jawa memiliki potensi 8,10 GW, Sulawesi memiliki potensi 3,06 GW. Selanjutnya, Nusa Tenggara memiliki potensi 1,36 GW, Maluku memiliki potensi 1,15 GW, Bali 335 MW, Kalimantan 182 MW, dan Papua 75 MW.
Baca juga: PGE akan tebar dividen 50 persen dari laba ke investor publik di 2024
Baca juga: Pertamina Geothermal segera IPO, pasang harga awal Rp820- Rp945.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023