Kalau selama ini bapak hanya kerja normal, sampai kita mati masalah mafia beras ini juga enggak akan selesai
Komisi B DPRD DKI Jakarta mendorong PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan langkah antisipasi agar temuan kasus pengoplosan beras di gudang perusahaan tidak terulang.
"Paling tidak, bapak (direksi PT Food Station Tjipinang Jaya) ini harus bisa mengantisipasi, harus paham bener nih mafia-mafia beras, pemain berasnya. Kalau selama ini bapak hanya kerja normal, sampai kita mati masalah mafia beras ini juga enggak akan selesai," kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas di Jakarta, Rabu.
Hasbiallah mengatakan pihaknya mengetahui sejumlah oknum yang bermain untuk mengoplos beras tersebut.
Karenanya, dia memandang penyelewengan penjualan beras bukanlah kesalahan Food Station semata, melainkan ada kecurangan pendistribusian beras milik swasta dan Bulog.
"Memang ini bukan murni kesalahan Food Station, tapi memang dari atasnya ini, dari Bulog. seharusnya kapasitas (beras) ini diberikan sekian untuk perusahaan A, tapi dipotong separuh. Ini yang menyebabkan terjadi pengoplosan beras yang punya Bulog dengan barang premium itu," ucap Hasbiallah.
Dengan identifikasi dan antisipasi yang dilakukan, setidaknya ada harapan Food Station bisa meredam permainan mafia pada penjualan beras di wilayah DKI Jakarta.
"Setidaknya di Pasar Induk Beras Cipinang yang mereka kelola," ucap Hasbiallah.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) melakukan sidak ke gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2).
Hasilnya, ia mendapati karung beras impor ukuran 50 kilogram dan tumpukan karung beras merek lokal ukuran kecil dalam keadaan kosong pada dua gudang.
Buwas menduga karung beras untuk operasi pasar yang merupakan beras premium dijual dengan harga medium.
Sementara beras yang dipindahkan ke karung beras lokal lalu dijual seharga beras premium.
"Ini beli dari saya Rp8.300, dipindahkan ke situ jadi Rp12 ribu. Dijual Rp12 ribu, karena dianggap ini adalah produksi dalam negeri," kata Buwas.
Adapun Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menyebut diduga ada oknum pedagang mengoplos beras Bulog dengan beras lainnya dan dimasukkan dalam kemasan premium.
"Waktu kemarin kami melakukan inspeksi (bersama Bulog). Temuannya ada oknum pedagang yang diduga mencampur beras Bulog dengan beras lain dan dijual premium. Kemarin sore sudah kami tindaklanjuti bersama satgas pangan untuk diproses," kata Pamrihadi dalam pesan singkatnya di Jakarta, Sabtu.
Pamrihadi memastikan pedagang tersebut tidak membeli beras dari PT Food Station Tjipinang Jaya, dan saat ini temuan tersebut sedang diperiksa kembali oleh satgas pangan dan aparat hukum.
Kemudian, lanjut dia, jika terbukti maka pedagang tersebut akan dikeluarkan dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Untuk hukuman menjadi kewenangan aparat penegak hukum. (Tapi) kalau terbukti tindak pidana, maka sewa gudang akan kami hentikan," kata Pamrihadi.
Baca juga: Mentan Syahrul pastikan stok beras aman hingga Lebaran
Baca juga: Food Station sebut ada oknum pedagang oplos beras pemerintah
Baca juga: Dirut Food Station: Bulog tambah stok, harga beras segera normal
"Paling tidak, bapak (direksi PT Food Station Tjipinang Jaya) ini harus bisa mengantisipasi, harus paham bener nih mafia-mafia beras, pemain berasnya. Kalau selama ini bapak hanya kerja normal, sampai kita mati masalah mafia beras ini juga enggak akan selesai," kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas di Jakarta, Rabu.
Hasbiallah mengatakan pihaknya mengetahui sejumlah oknum yang bermain untuk mengoplos beras tersebut.
Karenanya, dia memandang penyelewengan penjualan beras bukanlah kesalahan Food Station semata, melainkan ada kecurangan pendistribusian beras milik swasta dan Bulog.
"Memang ini bukan murni kesalahan Food Station, tapi memang dari atasnya ini, dari Bulog. seharusnya kapasitas (beras) ini diberikan sekian untuk perusahaan A, tapi dipotong separuh. Ini yang menyebabkan terjadi pengoplosan beras yang punya Bulog dengan barang premium itu," ucap Hasbiallah.
Dengan identifikasi dan antisipasi yang dilakukan, setidaknya ada harapan Food Station bisa meredam permainan mafia pada penjualan beras di wilayah DKI Jakarta.
"Setidaknya di Pasar Induk Beras Cipinang yang mereka kelola," ucap Hasbiallah.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) melakukan sidak ke gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2).
Hasilnya, ia mendapati karung beras impor ukuran 50 kilogram dan tumpukan karung beras merek lokal ukuran kecil dalam keadaan kosong pada dua gudang.
Buwas menduga karung beras untuk operasi pasar yang merupakan beras premium dijual dengan harga medium.
Sementara beras yang dipindahkan ke karung beras lokal lalu dijual seharga beras premium.
"Ini beli dari saya Rp8.300, dipindahkan ke situ jadi Rp12 ribu. Dijual Rp12 ribu, karena dianggap ini adalah produksi dalam negeri," kata Buwas.
Adapun Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menyebut diduga ada oknum pedagang mengoplos beras Bulog dengan beras lainnya dan dimasukkan dalam kemasan premium.
"Waktu kemarin kami melakukan inspeksi (bersama Bulog). Temuannya ada oknum pedagang yang diduga mencampur beras Bulog dengan beras lain dan dijual premium. Kemarin sore sudah kami tindaklanjuti bersama satgas pangan untuk diproses," kata Pamrihadi dalam pesan singkatnya di Jakarta, Sabtu.
Pamrihadi memastikan pedagang tersebut tidak membeli beras dari PT Food Station Tjipinang Jaya, dan saat ini temuan tersebut sedang diperiksa kembali oleh satgas pangan dan aparat hukum.
Kemudian, lanjut dia, jika terbukti maka pedagang tersebut akan dikeluarkan dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Untuk hukuman menjadi kewenangan aparat penegak hukum. (Tapi) kalau terbukti tindak pidana, maka sewa gudang akan kami hentikan," kata Pamrihadi.
Baca juga: Mentan Syahrul pastikan stok beras aman hingga Lebaran
Baca juga: Food Station sebut ada oknum pedagang oplos beras pemerintah
Baca juga: Dirut Food Station: Bulog tambah stok, harga beras segera normal
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023