Juru bicara FIA pada Rabu mengonfirmasi kepada AFP bahwa Ben Sulayem telah mengirim surat ke tim-tim F1, mengumumkan bahwa dia akan mundur dari urusan manajemen harian dari olahraga tersebut.
Rencana itu "dinyatakan dengan jelas" sebelum pemilihannya pada tahun 2021 dalam sebuah manifesto di mana dia berjanji untuk mencalonkan seorang direktur jenderal FIA dan memperkenalkan "struktur pemerintahan yang direvisi" di bawah tim yang didasarkan pada "transparansi, demokrasi, dan pertumbuhan", tambah juru bicara tersebut.
FIA pada bulan lalu mengungkapkan perombakan di dalam departemen yang mengurusi balap kursi tunggal di bawah kepemimpinan Nikolas Tombazis, yang sekarang bertanggung jawab memegang operasi harian di Formula 1.
Pengumuman itu muncul ketika FIA dan pemilik F1 yaitu Liberty Media berselisih atas serangkaian kontroversi yang melibatkan Ben Sulayem.
Presiden FIA itu memicu pertengkaran dengan Liberty Media pada bulan lalu ketika dia menyebut suatu laporan dari Bloomberg soal valuasi Formula 1 yang seharga 20 miliar dolar sebagai "label harga yang dinaikkan" di tengah minat dari Arab Saudi untuk membeli hak komersial untuk ajang balap jet darat tersebut.
Menurut sejumlah laporan media, surat dari Liberty Media dan F1 kepada FIA menyatakan bahwa pernyataan tersebut mengganggu dengan cara yang "tidak dapat diterima" dengan komitmen untuk tidak merusak hak komersial.
FIA juga membuat kegaduhan lain bagi sejumlah pihak setelah memperbarui peraturan yang melarang para pebalap F1 untuk mengeluarkan komentar bernada politik, agama atau pribadi, tanpa persetujuan lebih awal.
Bos F1 Stefano Domenicalli kepada harian Inggris The Guardian mengatakan bawah olahraga yang ia pimpin tidak akan "membungkam siapapun".
Baca juga: Verstappen harapkan kebangkitan Hamilton di musim 2023
Baca juga: Haas targetkan konsistensi raihan poin pada F1 musim 2023
Baca juga: Ford ungkap alasan kembali ke Formula 1 bersama Red Bull Racing
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023