Quartararo pada hari pertama tes menguji paket aerodinamika 2023 seperti yang digunakan test rider Cal Crutchlow saat shakedown di Sepang beberapa hari lalu.
Yamaha membawa tiga motor untuk diuji sang pebalap Prancis dan rekan satu timnya, Franco Morbidelli.
Mesin baru M1 menjanjikan top speed yang lebih tinggi seperti yang telah diperlihatkan Cruthclow yang mampu melesat dengan kecepatan 335kpj, lima angka lebih tinggi dari catatan terbaik Quartararo pada Grand Prix Malaysia tahun lalu.
Top speed itu juga delapan angka lebih baik dari kecepatan tertinggi Yamaha pada tes Sepang 2022, suatu catatan positif dalam pengembangan mesin baru 2023 mereka.
Meski demikian, Quartararo mengakhiri hari pertama di Sepang dengan catatan terbaik 1:59,422 di peringkat ke-11, atau 0,952 detik dari pemuncak sesi Marco Bezzecchi (VR46) yang mengendarai Ducati, demikian laman resmi MotoGP.
Lap time memang bukan fokus Quartararo hari ini, karena dia mendapati tugas menguji sejumlah komponen baru dan beberapa kompon ban berbeda.
"Ini hari yang berat, khususnya pada pagi hari, karena kami menggunakan beberapa ban yang saya tidak terlalu sukai, terlebih ban soft depan," kata Quartararo.
"Tapi kami mencoba banyak hal hari ini. Beberapa hasilnya positif: khususnya top speed yang lebih baik.
"Masih banyak hal yang akan diuji, kami masih ada dua hari lagi," kata Quartararo.
Baca juga: Tampilan Yamaha M1 "lebih agresif" untuk tantang musim MotoGP 2023
Pada hari kedua, juara dunia 2021 itu akan lebih banyak bekerja menguji paket aerodinamika.
Pasalnya, seperti yang diungkapkan manajer tim Yamaha Massimo Meregalli, aerodinamika menjadi komponen penting dalam membantu peningkatan top speed M1 ketika pabrikan Iwata itu tidak ingin melakukan perubahan yang radikal terhadap mesin inline-four, atau yang berkonfigurasi empat piston sejajar, mereka.
"Cara kami meningkatkan performa motor dan top speed tidak terkait dengan mesin," kata Meregalli.
"Kami melihat juga pada tahun lalu bahwa aerodinamika punya andil besar dalam meningkatkan top speed, jadi sekarang tinggal menemukan keseimbangan yang baik bagi para rider."
Merregalli juga mengungkapkan bagaimana para engineer Yamaha di Jepang telah bekerja keras sepanjang musim dingin ini setelah pabrikan Iwata itu kehilangan gelar juara dunia musim lalu gara-gara kalah kencang dari Ducati.
"Kami yakin dalam konfigurasi mesin ini karena tahun lalu kami memenangi sejumlah balapan, demikian pula Suzuki yang punya konsep mesin yang sama," kata dia.
"Saat ini kami tidak melihat untuk konfigurasi mesin lain, karena ketika Anda melakukan perubahan yang drastis, Anda akan kehilangan semua yang Anda ketahui dan harus memulai dari nol.
"Untuk jangka pendek, ini bukan arah yang akan kami ambil," kata Meregalli.
Selain top speed, fokus Yamaha di Sepang adalah menemukan kembali kegesitan motor M1 karena pada tahun lalu mereka mendapati tunggangan Quartararo dan Morbidelli kewalahan melibas tikungan.
Tes Sepang menjadi kesempatan pertama bagi tim dan pebalap untuk menguji dan mengembangkan motor mereka untuk musim ini sebelum terbang ke Portugal untuk sesi tes pramusim kedua pada 11 Maret yang diikuti dengan balapan pembuka di Sirkuit Algarve pada 27 Maret nanti.
"Kami masih punya tes Portimao untuk mengevaluasi dan memutuskan mana yang menjadi motor terhomologasi pertama kami," kata Meregalli.
Baca juga: Marquez pada hari pertama tes Sepang: Honda harus banyak berbenah
Sepuluh besar catatan waktu hari pertama tes Sepang:
1. Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing Team) – 1:58,470
2. Maverick Viñales (Aprilia Racing) + 0,130
3. Enea Bastianini (Ducati Lenovo Team) + 0,262
4. Jorge Martin (Prima Pramac Racing) + 0,267
5. Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) + 0,387
6. Aleix Espargaro (Aprilia Racing) + 0,471
7. Johann Zarco (Prima Pramac Racing) + 0,496
8. Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing MotoGP) + 0,551
9. Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP) + 0,566
10. Franco Morbidelli (Monster Energy Yamaha MotoGP) + 0,648
Baca juga: Duet Aprilia rasakan potensi besar RS-GP
Baca juga: Gresini Racing janjikan balapan seru di MotoGP 2023
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023